Saturday, November 25, 2017

Serunya Jalan-jalan ke Banjarnegara


Senang bangat rasanya, akhirnya saya bisa kembali jalan-jalan lagi setelah lelah dengan sederetan banyak aktifitas yang menguras tenaga belakangan ini. Iya bagi saya jalan-jalan adalah salah satu cara memanjakan diri sendiri, merehatkan diri sejenak dari keriuhan yang ada. Maka dengan melihat hal-hal yang indah di tempat baru, itu biasanya bisa memberikan saya semangat baru lagi.

Dan kali ini saya ingin bercerita tentang acara jalan-jalan saya selama 3 hari 2 malam ke Banjarnegara. Iya, beberapa waktu yang lalu (10 – 12 November 2017) saya akhirnya bisa juga menjejakan kaki di Banjarnegara. Sungguh senang bangat rasanya. I am Happy :)

Tapi kali ini saya jalan-jalannya rame-rame, bareng dengan teman-teman Blogger, Media, dan Penggiat sosial media (Sosmed). Kami semua berkesempatan mengikuti Famtrip yang di adakan oleh Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara untuk mengunjungi beberapa tempat yang menawarkan keindahan yang ada di Banjarnegara.

Ternyata di Banjarnegara itu banyak bangat tempat-tempat menarik yang sangat indah untuk dikunjungi, dan Alhamdulillah kemarin saya sempat mendatangi beberapa tempat yang menarik di sana. Dan menurut saya tempat-tempat ini memang sangat bagus untuk dikunjungi jika teman-teman ke Banjarnegara.

Kemana saja sih saya saat di Banjarnegara selama 3 hari 2 malam itu?

Yook ikuti perjalanan seru saya menelusuri keindahan dan keunikan yang ada di Banjarnegara melalui sekelimut cerita berikut ini.


The Pikas yang sejuk

Pada hari pertama sampai di Banjarnegara, kami langsung diajak untuk mengunjungi The Pikas (Banyu Woong) yang merupakan salah satu Operator Rafting Sungai Serayu yang ada di Banjarnegara. Dimana The Pikas ini berada di jalan Raya Madukara, Kutayasa, Madukara, Banjarnegara.

The Pikas ini sangat adem loh
Bertandang ke tempat ini sungguh sangat menyenangkan bangat. Susananya sangat asri, banyak pepohonan yang rimbun menghiasinya, belum lagi gemericik air sungai Serayu yang mengalir di sisinya membuat tempat ini semakin memberi kesan yang sangat adem.

Jangan lupa cobain Rafting saat main ke sini.
Oh iya, di tempat ini selain buat Rafting, ternyata The Pikas juga menyediakan tempat penginapan dengan konsep pedesaan yang di kelilingi sawah dan pepohonan sehingga bagi yang merindukan suasana pedesaan yang sejuk cocok bangat untuk malam di sini.

Suasana tempat menginap di The Pikas
Dan pastinya jika ke sini, jangan lewatkan untuk menikmati serunya rafting dengan menikmati derasnya arus sungai Serayu dan juga menikmati outbond, dan berbagai permainan lainnya yang ada di area The Pikas ini. Main ke sini sangat cocok bangat datang secara ramai-ramai, seperti untuk outing kantor cocok bangat menurut saya di sini. Duuh jadi pengen ajak teman-teman kantor untuk acara outing ke sini kapan-kapan supaya mereka bisa menikmati juga keindahan The Pikas ini.


Bermalam di Hotel Surya Yudha 
Hotel Surya Yudha Banjarnegara
Usai melihat keindahan The Pikas, kamipun akhirnya kembali ke Hotel Surya Yudha. Hotel ini merupakan hotel bintang tiga dan hotel ini juga merupakan hotel terbesar di Kabupaten Banjarnegara loh. Dan saya senang bangat bisa juga merasakan menginap di hotel ini.

Oh iya, Hotel Surya Yudha ini menyediakan sekitar 120 kamar yang sangat eksklusif dan saya bisa menempati salah satu dari kamar tersebut, benar-benar menyenangkan. Kamar yang saya tempati ini sangat luas, bersih dan nyaman bangat.

Dan di kamar ini sudah dilengkapi dengan TV, AC, Lemari pakaian, Meja kerja, seperangkat kursi dan meja untuk duduk santai. Selain itu kamar mandinya luas bangat, disediakan perlengkapan mandi, handuk bersih dan ada shower air panas & dingin juga.
Kamarnya bersih dan nyaman
Oh iya di hotel ini juga menyediakan kamar dengan paket Wisata yaitu sebuah kamar yang bisa memuat 15 – 20 kasur juga loh. Selain itu, ada juga sebuah Villa dengan 4 kamar di dalamnya. Jadi cocok untuk liburan ramai-ramai dengan teman-teman atau keluarga ke sini.

Dan yang asyik bangat di kawasan Hotel Surya Yudha ini adalah karena sudah dilengkapi dengan berbagai arena rekreasi yang sangat beragam. Seperti terdapat kolam renang anak dan dewasa, serta terdapat juga kolam renang ombak seperti di pantai loh. 
Beberapa spot kece di kawasan Hotel Surya Yudha
Selain itu, di sini juga terdapat restaurant & Cafe, MICE, Waterpark, Sport Center, Cinema, Family karaoke, Rafting, Outbound, Photo 3D Trick Art, Lovelocks Park (wahana gembok cinta), miniatur paung Merlin (Singapura) & Miniatur Menara Liberty (Amerika) dan terdapat Wisata Manasik juga sehingga memudahkan kita untuk mendapatkan banyak fasilitas dalam satu tempat yang terpadu.


Pengukuhan GenPI Banyumasan
Masih dikawasan Hotel Surya Yudha, kami diajak menghadiri acara peresmian #GenPIBanyumasan di Balai Apung - Hotel Surya Yudha sembari sekalian untuk menikmati makan malam. 

Oh iya, Generasi Pesona Indonesia Banyumasan (GenPI Banyumasan) merupakan sebuah komunitas yang dibentuk oleh Kementrian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. Dimana GenPI Banyumasan terdiri dari empat kabupaten yang terdiri dari Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Cilacap. Dan GenPI ini merupakan pengejahwantahan dari program wisata “go digital” yang tengah gencar dilakukan oleh Kemenpar sebagai salah satu strategi pemasaran pariwisata Indonesia saat ini. 
Pengukuhan GenPI Banyumasan
Pada malam tersebut, pengukuhan GenPI Banyumasan diresmikan oleh Mas Shafigh selaku Sekjen GenPI Nasional yang didampingi Ketua Genpi Jawa Tengah yaitu Mas Hyudee. Dan di acara pada malam tersebut, didampingi juga oleh Kepala Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kab. Banjarnegara, Assisten 1 yang mewakili Bupati Bajarnegara dan juga ada Kepala dinas Pariwisata Banyumas. 

Dan selama acara ini juga dihibur dengan berbagai alunan lagu yang dibawakan oleh sang biduan dan juga yang disumbangkan oleh para undangan yang hadir malam itu. Selain itu, juga ada persembahan tari tradisional Banjarnegara yang ditampilkan pada malam tersebut.

Selamat ya teman-teman GenPI Banyumasan, semoga setelah pengukuhan ini bisa terus semangat untuk memberikan informasi dan membagikan keindahan di daerah Banyumasan supaya semakin banyak  wisatawan dari dalam hingga luar negeri yang berkunjung ke sana. Aamiin... 


Mengunjungi Keramik Klampok

Hari kedua di Banjarnegara. Seusai menikmati sarapan di hotel, maka acara selanjutnya kami diajak untuk melihat sentra kerajinan keramik Klampok di Kecamatan Purworejo Klampok yang merupakan salah satu produk unggulan di Banjarnegara.

Di sini kami diajak melihat dapur pembuatan keramik lebih dekat. Di sini kami bisa melihat bagaimana tahapan proses pembuatan kramik dari awal hingga akhirnya, bagaimana tanah liat sebagai bahan baku diendapkan terlebih dahulu lalu sari tanah itulah kemudian yang diracik menjadi berbagai macam jenis keramik, lalu dijemur, dan serangkaian proses lain hingga keramik siap untuk dijual.
Pembuatan Keramik itu butuh ketekunan
Pembuatan keremaik itu terlihat mudah, tetapi pengakuan dari beberapa teman-teman yang mencoba membuat keramik ternyata mereka mengakui bahwa itu susah loh. Jadi memang butuh keahlian khusus dan latihan yang giat jika ingin menjadi pengrajin keramik. Saya benar-benar salut deh sama mereka. Kagum!

Main ke tempat pembuatan keramik ini mengajarkan saya pribadi, bahwa sesuatu yang indah itu terkadang harus melewati serangkaian proses panjang. Begitupun dengan pembuatan keramik yang cantik ini, proses panjang diperlukan, mulai dari proses dipilih bahannya - direndam - ditempa melalui pembuatan (dipilin, diputar, dicetak) - diukir - dijemur - dihaluskan - dibakar - didinginkan hingga menjadi keramik yang indah. Di sini kita belajar tentang menghargai proses dan kerja yang gigih untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa. 
  
Ibu Yanti salah satu pengusaha Keramik
Kami juga sempat bertemu dengan Ibu Yanti  salah satu pengusaha keramik. Dari Beliau kami mendengar banyak cerita menarik seputar usaha keramik yang dimilikinya. Dimana usaha keramik miliknya merupakan usaha turun-temurun dari orang tuanya yang dibangun sejak tahun 1969 oleh Alm. Bapak Masrun Hadi Suwarno. dan setelah orangtuanya meninggal, maka usaha ini dilanjutkan oleh Ibu Yanti.

Keramik yang dimilikinya masih ada sentuhan jaman Belanda, namun yang membedakannya sekaligus yang menjadi ciri khas dari keramik Klampok ini yaitu keramik memiliki ukiran yang sangat tegas cenderung lubang-lubang (krawang) dengan warna dasar yang gelap dan glossy.

Beberapa contoh koleksi keramik Kelampok
Usaha keramik Bu Yanti ini sudah mendunia, pasarannya tidak hanya di dalam negeri, namun sudah sampai ke berbagai Negara loh, seperti ke Negara-negara Asia, Afrika, Amerika bahkan ke negeri Arab sana. Dan untuk permintaan pasar luar negeri ini mayoritas yang dipesan adalah patung dan vas bunga. Namun jika di dalam negeri pesan terbanyak biasanya jenis poci dan ini dipesan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Teh Botol Sosro, Tongtji, 2 Tang, Teh Sariwangi, dimana perusahaan ini menggunakan poci sebagai salah satu media pemasarn produk mereka.

Jadi, jika teman-teman ingin berburu keramik cantik dari Banjarnegara maka jangan lupa langsung borong yang banyak ya. Hehehehe


Melihat Batik khas Gumelem
Setelah puas melihat-lihat pembuatan keramik, kamipun langsung menuju ke Gumelem Wetan, untuk melihat Batik khas Gumelem, Banjarnegara. Di sini kami sempat melihat langsung bagaimana proses membantik, ternyata proses pembuatannya lumayan rumit, tergantung dengan desain motif yang ingin dikerjakan, semakin tinggi tingkat kerumitan desainnya, maka waktu pengerjaannya pun semakin lama.
Beberapa proses membuatan batik
Pembuatan Batik Gumelem sama dengan cara pembuatan batik pada umumnya, yaitu melalui serangkain proses yang sangat panjang, mulai dari membuat sketsa motif, lalu membatik sesuai motif dengan menggunakan malam yang sudah dipanaskan, lalu diberi warna melalui proses perendaman dan serangkaian proses lainnya hingga menjadi manjadi sebuah batik yang indah. Namun tentu saja yang menjadi pembedanya adalah keunikan motif yang dihasilkannya.

Motif batik di Gumelem ternyata terbagi dalam dua golongan corak, yaitu klasik dan kontemporer. Dimana corak klasik biasanya seperti Pring Sedapur, Gajah Uling, Sungai Serayu, Udan Liris, Jahe Serimpang, Sido Mukti, Grinting, Galaran, Buntelan, Sidoluhur, Ukir Udar, Sekar Jagad, Gabah Wutah, Blaburan, Parang Angkrik, Parang Angkrik Seling, Kopi Pecah. Dimana ciri khasnya didominasi oleh warna coklat, hitam dan kuning.      

inilah batik cantik dari Gumelem
Namun pada motif kontemporer biasanya menghasilkan batik yang lebih variatif dengan penggunaan pewarnaan yang lebih berani seperti hijau, merah, biru dan warnawarna lain sesuai keinginan. Biasanya corak batiknya relatif jarang-jarang dan besar-besar, hanya satu sisi kain, dan dapat disesuaikan dengan order baik waktu pengerjaan, warna maupun harga. Contoh motif Kontemporer: Sawung Alit, Lumbu Pari, Kawung Ceplokan, Kantil Rinonce, Sekar Tirta, Pilih Tanding, Salak Raja, Sekar Kinasih. 

Batik tulis Gumelem yang beraneka warna ini sangat cocok digunakan dalam berbagai suasana, baik untuk suasana santai maupun resmi seperti untuk bekerja ataupun menghadiri pesta. Harganya pun relatif murah loh, kalo tidak salah ingat saya berkisar antara Rp. 170.000 hingga Rp. 200.000 per lembar.


Menikmati Alunan Alat musik Gumbeng
Usai dari kampung Batik Gumelem, kita lanjut ke Kampung kitiran, Desa Pagak, masih di Kecamatan Klampok. Di desa Pagak ini, kami sejenak santai menikmati alunan musik tradisional asli desa sini yang dinamakan Alat musik Gumbeng. 
Para pemain musik Gumbeng dari Desa Pagak
Konon alat musik ini sempat punah sekitar 15 tahun silam ini lahir sebagai sarana hiburan rakyat yang mayoritas para petani di desa Pagak ini, dan konon pementasan musik gumbeng ini dulu selain sarana hiburan, ternyata turut dipentaskan saat acara-acara tertentu, seperti saat pesta panen yang sekaligus untuk mensyukuri hasil panen. 

Namun kini kembali dihidupkan lagi karena memang musik Gumbeng ini merupakan kekayaan budaya yang layak dipertahankan. Terlebih untuk menciptakan musik ini tidak dibutuhkan biaya yang mahal karena bahan utama pembuatan alat musik ini cukup mudah didapatkan.

Alat musik Gumbeng ini terbuat dari bambu petung yang sudah kering, dimana bambu tersebut dipotong-potong dan dibuat menjadi alat musik seperti dawai dengan ukuran yang berbeda, sehingga mengeluarkan bunyi yang berbeda pula. Dan alunan musik yang dihasilkannya sangat khas sekali.

Jujur saya baru kali ini dengar musik Gumbeng ini, namun alunannya benar-benar syahdu. Dan kesenian ini dimainkan secara kelompok yang berjumlah sekitar delapan orang, mereka memainkan gumbeng dengan irama yang berbeda, ada melodi, dendem, gong, kecruk, dan keprak.


Namun saya melihat para pemainnya sudah lumayan tua, semoga anak-anak muda di sana mau mempelajari musik ini agar terus terjaga dan tidak punah oleh musik modern. mudaah-mudahan!


Bermalam D'Qiano Waterpark
Seteleh asyik menikmati alunan musik Gumbeng, maka selanjutnya kami menuju ke daerah dataran tinggi dieng tepatnya di D’Qiano waterpark.

Di sini terdapat Hostel dengan beberapa kamar tidur yang akhirnya kami jadikan sebagai tempat bermalam setelah perjalanan panjang seharian. Hostel yang kami tempati sangat bersih dan nyaman menurut saya.
berlibur bersama keluarga di sini seru loh
Jika selama ini kita tahunya bahwa Dieng itu identik dengan pemandangan alam, gunung, kawah, candi, telaga, dan budayanya yang khas, ternyata di sini kita bisa juga loh menikmati kolam air panas dengan sentuhan modern yang dilengkapi dengan wahana permainan bagi anak-anak. Makanya D’Qiano waterpark ini sangat cocok juga untuk dijadikan sebagai destiasi berlibur bersama keluarga loh. Tempatnya sangat recommended bangat.

Bahkan malam itu meski udara sangat dingin, rupanya banyak juga teman-teman yang memilih langsung menghangatkan diri dengan berendam di kolam air panas, jadi bisa dibayangkan bagaimana sensasinya berendam di air panas dengan udara sekitar yang dingin. Seru sepertinya ya. Sayangnya saya tidak ikutan karena sudah ngantuk bangat.

Jadi jika lagi main ke daerah Dieng, sempatkan bermalam di sini, jadi bisa menikmati juga bagaimana sensasi berendam air panas malam-malam. Saya pengen balik lagi suatu saat nanti supaya bisa merasakan bagaimana sensasinya berendam air panas di D’qiano ini.


Menikmati Pemandangan Indah dari Atas Bukit Scooter
Setelah semalaman tidur nyenyak di balik selimut tebal, pagi-pagi bangat saya dan teman-teman langsung memutuskan bergegas ke Bukit Skoter untuk menikmati view kawasan Dieng yang Indah. 

Bukit Scooter (Skoter) ini terletak di sebelah utara obyek wisata Kompleks Candi Arjuna, Berada di ketinggian sekitar 2200 meter di atas permukaan laut. Bukit Skoter ini berada di Desa Wisata Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Oh iya, konon nama Bukit Skoter ini diambil dari nama sebuah tower atau alat pemancar telekomunikasi yang dibangun di atas desa Dieng pada jaman Hindia Belanda.
Hawa dingin di bukit Skoter
Untuk mencapai puncak Bukit ini, dari jalan raya kami memutuskan jalan kaki, lumayan juga sih jalananya menanjak dan berhasil bikin saya ngos-ngosan *ketahuan jarang olahraga bhahaha. Iya untuk mencapai puncak, butuh waktu sekitar 20-30 menit saja. Tapi kalo yang nggak kuat jalan, kayanya bisa juga menggunakan kendaraan seperti mobil pickup atau sepeda motor *upss kamu manja hahaha. Tapi menurutku justru sensasinya saat kita jalan menanjak itu, menikmati udara yag segar nan dingin sambil melihat hamparan kebun sayur warga yang menghijau. Seru deh!
Banyak Spot Foto Kece loh di Puncak Bukit Skotter ini
Tapi setelah sampai puncak, rasa lelah benar-benar seketika hilang loh, pemandangannya benar-benar indah, semburat sunrise bisa dinikmati dari bukit ini, dan sejauh mata memandang kita disuguhi lahan yang menghijau dan dikelilingi bukit-bukit indah, viewnya bikin saya sampai takjub dibuatnya.

Selain bisa menikmati sunrise, ternnyata di bukit Skoter ini kita juga bisa menikmati keindahan sunset yang berlabuh di peraduannya saat sore hari. Dan di bukit ini juga kita bisa menikmati taburan bintang yang sangat indah pada saat malam harinya. Jadi bukit Skoter ini wajib dikunjungi jika teman-teman lagi main ke Dataran Tinggi Dieng.

Dan buat teman-teman yang suka foto OOTD (Outfit of the day) cocok bangat loh foto-foto di sini, viewnya sangat mendukung, tapi pastikan menggunakan pakaian dengan warna yang mencolok, supaya tetap terlihat hidup di antara hamparan hijau yang terbentang.


Telaga Merdada yang Menawan
Belum usai rasa takjub saya dengan keindahan view yang ditawarkan oleh Bukit Skotter, saya kembali dibuat takjub lagi dengan keindahan Telaga Merdada. Telaga terluas di Dataran Tinggi Dieng yang memiliki luas areanya kurang lebih sekitar 15 hektar dan terletak tidak terlalu jauh dari kompleks Candi Dieng, hanya sekitar 3 KM jauhnya. 

Telaga Merdada ini terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Batur dan masuk dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara. Konon, Telaga Merdada ini terbentuk akibat letusan gunung berapi akibat aktivitas vulkanik Gunung Dieng ribuan tahun silam, makanya bentuknya mirip mangkuk rangsasa. Telaga ini juga dikelilingi oleh tebing dan bukit yang kakinya menjulur sampai ke tepian air sehingga membuat siapa saja akan tercengang akan keindahannya, termasuk saya.

suasana alam yang sejuk
Di tepian telaga ini telah dimanfaatkan oleh petani setempat untuk kegiatan bercocok tanaman. Petani kebanyakan menanam kentang dan jenis sayuran lain di tepi Telaga Merada ini dan memanfaatkan air telaga untuk menyirami tanaman mereka.

Telaga Merdada menurut saya memiliki daya tarik tersendiri dengan pesona alamnya yang masih sangat alami. Hamparan telaga yang luas dan pemandangan alam yang awalnya terang dan perlahan dibalut kabut tipis itu adalah pemandangan yang sangat indah. Benar-benar saya takjub dibuatnya.

Selain bisa menikmati keindahan alamnya, ternyata jika main ke sini jangan lewatkan untuk menikmati serunya main Kayak, yaitu kegiatan mengayuh perahu kecil yang dilengkapi dengan dayung. Cukup murah kok biaya sewanya, hanya Rp. 50.000 per perahu untuk 30 menit. Dan dengan tarif tersebut kita juga sudah mendapatkan makanan berupa nasi jagung dengan minumannya.
Serunya bermain kayak di tengah kabut
Ini pertama kali saya bermain kayak. Seru bangat loh meski awalnya sedikit ragu. Tapi tenang saja, tidak usah takut untuk bermain kayak ini, karena sebelum main kita harus mengenakan baju pelampung dan juga helm selain itu selalu ada penjaga Telaga yang akan mengawasi kita, jadi jika terjadi apa-apa mereka sangat cekatan untuk membantu kita.  

Serius, saya ketagihan loh naik kayak di sini, tapi sayangnya kita juga tidak punya waktu banyak karena harus bergegas untuk melanjutkan perjalanan, maka saya pun memutuskan untuk mengakhiri keseruan saya bermain kayak, semoga next time saya masih bisa ke sana lagi dan main sepuasnya hehehe


Mampir ke pusat oleh-oleh Banjarnegara
Rasanya tidak afdol habis jalan-jalan tanpa membawa buah tangan atau oleh-oleh buat teman—teman dan keluarga di rumah. Makanya kami juga menyempakan diri mampir ke salah satu pusat oleh-oleh yang ada di Banjarnegara.

Namun kami sempat melihat juga bagaimana proses pembuatan manisan dari buah Carica, yaitu buah yang memiliki nama latin Vasconcellea Cundinamarcencis yang banyak tumbuh subur di dataran tinggi seperti Dieng. Pohon carica ini memiliki ciri yang hampir sama dengan pohon pepaya pada umumnya. Namun, tanaman ini memiliki ukuran yang lebih kecil dengan cabang yang lebih banyak. Tinggi tanaman sekitar 1-2 meter.
Olahan buah Carica yang kaya manfaat
Buah carica ini mirip buah papaya, namun ukurannya jauh lebih kecil dari ukuran papaya.  Buah carica yang masih muda biasanya berwarna hijau tua sedangkan yang sudah matang memiliki warna kekuningan. Buah ini memiliki rasa yang sedikit asam namun harum. Daging buahnya cenderung keras dan di sekeliling rongganya terdapat banyak biji.

Meski buah carica ini berukuran kecil, tapi ternyata memiliki kandungan yang cukup banyak bagi tubuh. Terdapat vitamin A, vitamin C, gula, vitamin E dan B kompleks. Selain itu, terdapat kandungan serat di yang dapat membantu memperlancar proses pencernaan. Buah ini juga memiliki enzim papain yang dapat menetralkan Ph dan membunuh bakteri jahat. Selain diolah menjadi berbagai macam produk seperti manisan, keripik dan lainnya, serta daging buah carica ini juga dapat dimakan secara langsung ternyata loh.


Menikmati Mahakarya dari Mataram Kuno
Dan karena waktu masih ada, maka kami sempatkan sesaat mampir komplek Candi Arjuna yang berada di Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara. Candi Arjuna layak disinggahi karena menyajikan pesona lansekap dataran tinggi Dieng yang berpadu dengan mahakarya agung peninggalan peradaban Kerajaan Mataram Kuno yang mengagumkan.

Komplek Candi Arjuna memiliki luas sekitar 1 hektar. Di kompleks ini terdapat lima bangunan candi, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Dimana keberadaan candi-candi memiliki fungsi masing-masing, misalnya Candi Arjuna, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra merupakan candi yang dibuat untuk menyembah Dewa Syiwa. Sementara, Candi Srikandi dibangun untuk menyembah trimurti (tiga dewa) yaitu Syiwa, Brahma, dan Wisnu. Dan katanya, Candi Arjuna disebut-sebut sebagai  candi utama dan tertua di kompleks ini, dan diperkirakan dibangun pada abad 8 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno.
Kompleks Candi Arjuna
Dan konon katanya, kompleks candi ini pertama kali ditemukan pada abad 18 oleh seorang tentara Belanda, Theodorf Van Elf. Saat pertama kali ditemukan, kondisi candi tergenang air, namun setelah itu dilakukan penyelamatan candi pertama kali oleh HC Corneulius yang berkebangsaan Inggris sekitar 40 tahun setelah pertama kali candi ini ditemukan. Usahanya kemudian dilanjutkan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama J Van Kirnbergens.

Oh iya, di kompleks Candi Arjuna biasanya digunakan sebagai tempat festival budaya tahunan yaitu Dieng Culture Festival, selain itu sering juga diadakan acara untuk pelaksanaan Galungan dan juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan ruwatan anak gimbal loh.


***
Sungguh perjalanan yang sangat seru bagi saya mengikuti FamTrip ini. perjalanan 3 hari dan 2 malam yang sangat berkesan. Bertemu dengan teman-teman baru yang menyenangkan, bisa menikmati keindahan alam dan kekayaan budaya Banjarnegara yang memikat, dan juga  masyarakatnya yang ramah, semua itu begitu membekas dalam hati saya. Hal ini membuat saya pengen suatu saat berkunjung lagi ke sana. Aamiin...

Iya, masih banyak pesona Banjarnegara yang belum sempat kami telusuri, karena tak cukup waktu sebentar untuk menelisik setiap keindahan alam dan keragaman budaya yang begitu banyak di sana, tapi saya masih sangat berharap semoga suatu saat nanti saya masih bisa melihat lebih dekat keindahan lain yang ada di Banjarnegara ini. 

Tak lupa saya pribadi mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara yang telah memfasilitasi segala keperluan kami selama di sana. Tak lupa juga saya ucapakan terima kasih banyak kepada seluruh panitia dan seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan FamTrip ini sehingga acara ini berjalan lancar dan sukses. Saya berharap semoga acara seperti ini sering di adakan, untuk membantu promosi pariwisata yang ada di kabupaten yang bermotto The Heart of Central Java ini.



Mari ke Banjarnegara Kawan,
Banyak keindahan yang akan memukaumu di sana.


2 comments:

  1. Banyak bangat tempat seru di Banjarnegara ya Bang. Yang main kayak itu saya penasaran. Semoga saya bisa ke Telaga Merdada juga hehehe

    ReplyDelete
  2. Menyenangkaaan... Makasih jg sdh difoto2in yaa...

    ReplyDelete