Hormatilah Pejalan Kaki



KESAL! Hampir saja saya dan teman saya keresempatan mobil saat jalan kaki. Padahal kami sudah jalan di pinggir. Iya kami sudah jalan di pinggir jalan, tapi kami tidak jalan di trotoar karena trotoarnya dipake oleh orang untuk jualan, jadi mungkin kerena itu  pemilik mobil itu beranggapan bahwa kami tetap salah makanya tidak ada toleransi baginya untuk kami.

Tapi saya pikir, sesalah apapun kami toh tak pantas rasanya semena-mena seperti itu, apa mentang-mentang lagi membawa mobil maka lantas bisa seenaknya dengan pejalan kaki gitu? Ya ampun, sedih bangat jika lihat mental orang seperti itu. Merasa bahwa pejalan kaki seolah tak ada harganya.

Ya Allah, kesal bangat saya sama orang yang seperti itu. Tapi ya sudahlah ya, saya mencoba berpikir positif saja, mungkin orang itu lagi kebelet atau lagi terburu-buru karena ada kepentingan yang mendesak makanya dia membawa mobilnya dengan kencang sehingga tidak konsen bila ada pejalan kaki seperti kami yang juga tengah berjalan.

Mungkin kejadian seperti ini banyak juga dirasakan oleh para pejalan kaki lainnya, dan yang paling bikin kesal juga nih, saat musim hujan tiba, dan kita lagi asyik jalan kaki, ada aja kendaraan yang melajukan kendaraannya dengan begitu cepat sehingga tanpa peduli air terciprat dan mengenai pejalan kaki.


Tapi selain pengendara yang tidak meghormati pejalan kaki, saya juga paling tidak suka sama orang-orang yang merampas hak pejalan kaki yaitu mereka yang menyalahgunakan keberadaan trotoar. Iya masih banyak orang yang dengan seenaknya menggunakan trotoar untuk kepentingan mereka dan mengabaikan hak dari pejalan kaki.

Makanya saya paling kesal jika melihat orang-orang yang memanfaatkan trotoar untuk berjualan, menjadikannya lahan parkir atau untuk kegiatan apapun. Padahal trotoar itu dibuat sebagai jalur untuk para pejalan kaki, supaya para pejalan kaki bisa berjalan nyaman tanpa tersenggol oleh kendaraan lain saat berjalan.

Namun di Jakarta ini, masih banyak bangat saya lihat trotoar yang disalah guankan oleh orang-orang, dan mereka itu seolah tanpa berdosa merampas hak para pejalan kaki untuk urusan mereka, padahal konon katanya bahwa trotoar sebagai hak pejalan kaki itu sudah diatur juga oleh undang-undang.

Namun ya begitulah, undang-undang hanya menjadi sebuah undang-undang, ketika para pemangku kepentingan seperti pemerintah masih tutup mata dengan kenyataan itu, sedangkan masyarakat juga diam seolah tak mempermasalahkan hal itu, jadinya para perampas trotoar itu merasa tak bersalah dengan apa yang sudah mereka lakukan.

Selain itu, yang bikin saya kesal juga itu karena tak sedikit pemotor yang juga tetap nekat menggunakan trotoar untuk melajukan kendaraannya. Alasannya karena jalanan macet makanya memilih melajukan kendaraannya di trotoar. Ya ampun, alasan macam apa ini? 

Trotoar yang kecil itu, harus dibagi lagi dengan para pemotor itu, dan kerap kali pejalan kaki disuruh mengalah saat mereka melintas. Miris ya!

Jika kita tegur mereka para perampas trotoar itu, justru mereka yang akan menyerang kita balik dengan kata-kata kasar atau tindakan yang tidak menyenangkan, karena mereka merasa seolah itu hak mereka. Jadinya, saya pribadi lebih baik menghindar untuk berbenturan dengan orang-orang seperti itu, biarlah saya mendoakan mereka supaya para pemangku kepentingan dan para perebut trotoar itu secepatnya sadar untuk membebaskan trotoar kembali untuk para pejalan kaki.

Kami tidak meminta lebih, hargailah kami pejalan kaki, kembalikan trotoar kami, tempat yang nyaman untuk melangkah agar tidak takut dicederai oleh kendaraan.  Itu saja! 

18 comments:

  1. Di sini jalan kaki masih sering didiskriminasi, Wan. Makanya saya gak sepenuhnya setuju kalau ada yang bilang orang Indonesia malas berjalan kaki. Tidak seperti orang luar negeri. Menurut saya gimana gak malas kalau trotoar yang seharusnya menjadi hak pejalan kaki pun malah kita harus mengalah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar bangat Mba Myra, itulah yang bikin orang kita malas jalan kaki, karena trotoarnya sudah disalah gunakan oleh para "preman" trotoar itu, jadinya kita tidak nyaman jalan kakinya.

      Delete
  2. di Kota Solo juga masih banyak area yang tidak ramah pejalan kaki. Mulai dari yang dipakai lahan parkir, hingga lahan dagang. Oiya, tukang becak juga banyak yang mangkal di pedestrian. Itu mengapa jadi malas jalan kaki juga..

    ReplyDelete
  3. Kalo udah kayak gini musti ada rasa saling pengertian, jangan hanya mikirin diri sendiri saja. Musti melihat hak orang lain.

    ReplyDelete
  4. Beberapa trotoar di Cianjur sekarang sedang dirombak dan kebanyakan tidak ramah motor. Semoga saja tidak kejadian seperti di kota besar ya. Meski di Cianjur memang belum macet macet amat...

    ReplyDelete
  5. Ih...sebel ya kalo kecipratan air dijalanan..

    Kalo didaerahku ..sebel banget kalo pengendaranya seperti gak ngasih kesempatan buat pejalan menyebrang...


    Jadi kalo ada yg berdiri tepi jalan ..buat nyebrang .bukan memperlambat laju kendaraan malah kenceng...

    Jadi ..y nunggu jalan sepi...

    ReplyDelete
  6. Iya, saya juga pernah liat yg seperti itu, dimana hak pejalan kaki dirampas bahkan oleh pengendara motor. Semoga kedepannya masyarakat makin sadar akan hak dan kewajibannya

    ReplyDelete
  7. Di indonesia emang gtu ya, belum ramah pejalan kaki :(
    Meski udah ada trotoar, yg ada dipakai jualan (bayarnya ke oknum, wong ada fasilitas listrik buat lampunya), buat parkir :( . Yg parah buat jalan motor.
    Pernah waktu itu jalan di trotoar ada motor naik situ, aku cuek aja, kan trotoar hak pejalan kaki.
    Susah kalau aturannya gk teges. Keliatan tegesnya kalau pas acara 86 aja zzz

    ReplyDelete
  8. Duh keterlaluan banget yah klo seseorang yang jalannya sudah benar di trotoar, masih saja keserempet. Emang sih ya masih banyak orang yang belum memahami aturan di jalan raya

    ReplyDelete
  9. Dan beberapa trotoar memang sempit banget. Udah sempit gitu juga masih ada kendaraan yang masuk.. apalagi pas macet

    ReplyDelete
  10. Memang masih sedikit trotoar yang ramah untuk pejalan kaki..hanya dibeberapa wilayah saja yg nyaman.. monas sekitaran masih nyaman...mungkin monas bisa dijadikan kawasan rujukan untuk semua trotoar kali ya biar bagus dan rapih semua trotoar kita

    ReplyDelete
  11. Dikotaku juga masih sering terlihat pengemudi motor yang ngga mentaati peraturan dengan baik mengendarai di trotoar.

    Semoga lebih diperhatikan dan ditindak tegas buat pelakunya.

    ReplyDelete
  12. Memang dilema di negara yang padat penduduk. Tapi jika pernah berkunjung ke negara maju yang relatif tidak padat penduduk, berjalan kaki merupakan cara yang paling bermanfaat. Tentu ada fasilitas transport umum yang mendukung untuk yang berjalan jauh. Bagus opininya!

    ReplyDelete
  13. Halo, Mas!
    Akhirnya ingat juga buat mengunjungi blognya. Hehe maafkan.

    Itu tuh yang bikin kzl, yang salah malah lebih galak. Seperti masalah hutang aja, yang ngutang jadi lebih galak. Seharusnya yang sini (kita yang di posisi benar) nggak perlu takut.

    ReplyDelete
  14. Di BAndung sekarang dah nyaman pejalan kaki dengan trotoar gede dan bangku bangku cantik buat narsis, meski kadanag suka ada pengguna mootor yang iseng pake jalan trotoar (bukan akuuu) kalo ga kepepet bhuahahhaa..Sekarang ada yg ngingetin si kaka, mama ga boleh lewat trotoar kasihan pejalan kaki *baiklaah...

    ReplyDelete