Monday, September 26, 2016

Tak Selajan


Langit...
Gemintang redup sekuyup mata itu,
Gelas kopi membeku tanpa disentuh,
Selebihnya airmata yang bercerita,
Keruh, luruh menabuh peluh.


Langit...
Mulut kami benar-benar mandul,
Tak ada lagi kata yang lahir,
Sesudah kata putus melambung dari kisah ini.
Senyap yang benar-benar mati.

Langit...
Semua usai,
Benar-benar berakhir,
Lantaran keyakinan kami yang tak bisa sejalan.




TransJakarta, 24092015.

2 comments: