Monday, November 27, 2017

Serunya Mengunjungi Kebun Buah Hasil Wakaf Dari Dompet Dhuafa



Jalan-jalan menghirup udara segar di alam terbuka itu sangat menyengkan, terlebih setelah lelah dengan segala rutinitas kantor yang menumpuk. Makanya beberapa waktu yang lalu (25/10/2017) saya sangat senang bangat ketika diajak oleh Dompet Dhuafa untuk mengunjungi acara panen raya hasil pemberdayaan wakaf di Subang – Jawa Barat.


Perjalanan dari Jakarta Subang lumayan jauh juga,  ada sekitar tiga jam waktu tempuh untuk mencapai perkebunan yang kami tuju. Namun sepanjang perjalanan, terutama saat memasuki daerah Kabupaten Subang, saya sangat menikmati pemandangan hijau sawah dan hutan yang saya temui di sepanjang jalan, benar-benar memenjakan mata, belum lagi udara segar terasa begitu sejuk.
Perjalanan menuju Kebun Buah disuguhi hutan yang menghijau dan udara yang segar
Dan saya semakin berdecak kagum setelah sampai di kebun buahnya. Sungguh pemandangan yang tersaji begitu indah, kebun buah yang luas dikelilingi bukit yang menghijau. Di lahan pertanian seluas delapan hektar ini ada lima komoditas yang ditanam yaitu, ada buah naga, nanas, pisang, pepaya kalifornia, dan jambu. Namun, untuk sementara ini buah yang paling banyak ditanam oleh petani hanyalah buah nanas dan buah naga. 

Jadi tempat yang saya datangi ini merupakan perkebunan yang merupakan bagian dari program wakaf. Dimana program wakaf sendiri merupakan program pemberdayaan yang membidik untuk kemandirian secara ekonomi maupun pemberdayaan edukasi yang dikelola secara baik dan teratur.
Luasnya perkebunan buah ini
Makanya, di desa Cirangkong ini, Dompet Dhuafa juga membina sekitar 22 hektar kebun milik petani. Makanya  kehadiran lahan pertanian ini merupakan kemitraan usaha berbasis komunitas petani di sekitar lahan. Para petani menggarap lahan yang berasal dari masyarakat lokal sekitar. Selain itu, manfaat lainnya adalah menjadikan usaha pertanian dan peternakan juga sebagai pusat wisata dan edukasi pertanian.  

Jadi melalui program wakaf ini, Dompet Dhuafa mencoba memberikan sumbangsih yang baik bagi ekonomi masyarakat, karena sejatinya wakaf ini akan mengembangkan dan mengemas pemberdayaan ekonomi secara edukatif seperti dengan lahirnya program lahan pertanian di Subang ini. 

Makanya pembelian dan pembukaan lahan di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat ini menjadi bukti nyata bagaimana Dompet Dhuafa dalam memberdayakan dan mengangkat potensi lokal daerah, sehingga dengan wakaf produktif ini maka bisa mensejahterakan masyarakat luas.

Pada awalnya banyak kebun di Desa Cirangkong tidak produktif, namun Dompet Dhuafa hadir dan membantu para petani dengan menggunakan dana wakaf produktif, kemudian Dompet Dhuafa memberikan modal dan pembinaan kepada petani, sehingga dapat mengolah kebun mereka untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Buah-buah segar hasil dari kebun hasil wakaf Dompet Dhuafa

Dan semakin bagus lagi karena model pertanian tumpang sari yang diterapkan pun berujung pada hasil panen yang melimpah. Jadi di sela, tumbuhan buah naga yang lebar itu, maka ditanami juga pepaya Calina dan pohon jambu Crystal. Makanya konsep tumpang sari ini diusung supaya kebun buah ini terus bisa menghasilkan buah-buahan sepanjang tahun.
Menerapkan sistem tumpangsari untuk hasil yang lebih melimpah
Kini masyarakat di Desa Cirangkong ini sudah mulai bisa memetik hasil dari adanya perkebunan buah yang mereka rintis bersama Dompet Dhuafa ini. Apalagi buah-buahan yang dihasilkan di perkebunan ini sungguh sangat bagus loh, saya sendiri sempat merasakannya, buahnya besar-besar dan manis. 

Dan bagusnya lagi, ternyata Dompet Dhuafa dalam menjalankan program perkebunan ini tidak hanya mengedukasi tentang proses menanam hingga memanen buah yang bagus saja, tetapi Dompet Dhuafa juga menyediakan akses pemasaran dan pengolahan untuk membuat produk buah yang dihasilkan memiliki nilai lebih. 

Sebagai contohnya, buah nanas yang dihasilkan dari perkebukan ternyata diolah lagi untuk diambil sari buahnya yang kemudian dikirim ke perusahan yang ada di Tangerang untuk diolah lebih lanjut untuk dijadikan selai buah nanas.
Pengolahan Buah Nanas oleh Warga Sekitar
Selain mengedukasi dan memberdayakan masyarakat dengan menjajal dunia pertanian, ternyata Dompet Dhuafa di lahan ini juga memiliki peternakan domba yang juga dikelola oleh masyarakat sekitar. Dimana pemilihan domba yang dijadikan hewan peternakan ini sini karena memang domba merupakan hewan  yang banyak ditemui di Jawa Barat.

Dan di sini, ada dua jenis domba yang dipelihara, yaitu domba penghasil daging dan domba indukan. Dimana domba penghasil daging yang artinya domba-domba jenis ini nantinya akan dijual. Makanya cara pemeliharaannya, terutama dalam memberi makannya  dikasih jerami yang sudah diolah dengan cara fermentasi dan dicampur dengan kulit nanas. Sedangkan domba indukkan diberikan rumput-rumput hijau.

Domba juga dipelihara di sekitar kebun ini

Kreatifnya lagi, semua kulit buah naga, kulit nanas, dan kotoran kambing, semua termanfaatkan sebagai pupuk di lahan pertanian ini. Jadi semua digunakan semaksimal mungkin untuk menghasilkan buah dan hewan yang bernilai jual tinggi.

By the why, di perkebunan ini, selain menjadi lahan garapan menanam buah, ternyata juga bisa menerima kunjungan dari berbagai instansi dan sekolah. Apa lagi kini di perkebunan yang berbasis wakaf ini sudah dilengkapi dengan dua guest house yang bisa digunakan untuk menginap bagi para pengunjung yang ingin menikmati suasana alam di perkebunan buah ini.
Contoh rumah untuk menginap di Kebuh buah ini
Jadi dengan berkunjung ke kebun buah hasil wakaf ini, saya semakin sadar bahwa sejatihnya berwakaf itu tidak akan membuat kita kekurangan tapi berwakaf akan membuat kita akan terus hidup meski tak lagi bernafas.

No comments:

Post a Comment