Insomnia ajari memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri




Malam hari adalah seharusnya tubuh untuk beristirahat dari segala aktifitas, dan kita sebaiknya menggunakan malam hari untuk tidur, dimana tidur merupkan aktifitas alamiah yang diperlukan oleh setiap orang, namun tidur bukan hanya aktifitas rutinitas yang biasa-biasa saja, tidur pada sejatinya mempunyai pengaruh dan peran yang sangat penting bagi tubuh kita.

Orang dewasa biasanya membutuhkan waktu tidur ideal antara 7- 8 jam sehari untuk memberikan waktu bagi jiwa dan raganya untuk beristirahat. Dan waktu tidur yang cukup akan sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan emosional, fisiologi, dan kesehatan bagi kita.

Tubuh yang tercukupi tidurnya maka akan memberikan dampak yang sangat baik bagi tubuh, dimana tubuh kita akan akan memiliki daya tahan tubuh yang baik sehingga tidak gampang sakit, memudahkan kita konsentrasi saat bekerja, tekanan darah menurun, memulihkan jaringan otot, menurunkan berat badan, bahkan tidur berkaitan dengan kecantikan karena tidur bisa mencerahkan kulit hingga memperbaiki sel-sel yang rusak.

Karena begitu pentingya tidur bagi tubuh kita, maka kita perlu memastikan tidur kita sudah cukup setiap malamnya agar bisa memperoleh manfaatnya secara maksimal seperti yang disebutkan di atas. Namun tidak sedikit juga orang yang masih mengalami kesusahan tidur di malam hari lantaran berbagai penyebabnya.

Dan berbicara tentang penyakit susah tidur ini, mengingatkan saya pada seorang sahabat saya, sebut saja namanya Dika, dia sering kali mengeluhkan betapa menyiksanya ketika dirinya diserang penyakit insomnia ini.
Reka adegan Insomnia :D
Dika mengaku bahwa dirinya pertama kali mengalami susah tidur atau insomnia ketika saat di bangku kuliah, insomnia ini muncul pertama kali saat Dika habis putus cinta dengan kekasihnya, berawal dari perasaan sedih dan galau yang dirasakannya saat itu memacu pikirannya kacau, dan membuatnya susah tidur.

Awalnya Dika kira hal ini akan belangsung hanya beberapa saat saja, namun ternyata insomnia yang dialami Dika ini masih terus berlanjut hingga dia memasuki dunia bekerja. Dan Dika sendiri akhirnya bisa menyimpulkan bahwa insomnia yang dialaminya akan terjadi jika situasi hati dan pikirannya dilanda banyak masalah.

Penyakit susah tidur ini sangat menyiksa bagi Dika, disatu sisi tubuh ingin tidur namun pikiran dan hatinya tetap terjaga sehingga lelap yang diharapkan pun tak pernah datang. Biasanya jika terserang insomnia seperti ini, pukul tiga dini hari merupakan waktu tercepat baginya bisa merengkuh lelap, tapi jika insomnianya parah bangat maka Dika bisa tidak tidur sama sekali hingga mentari menerangi pagi.

Ketika diserang oleh insomnia seperti ini, tidak banyak yang bisa diperbuat oleh Dika, hanya tidur uring-uringan dengan resah atau dilampiaskannya hanya dengan bengong tidak jelas, mau baca buku atau nonton tivi pun justru tetap membuatnya tidak konsen, seolah pikiran dan hatinya ada di tempat lain.

Alhasil, kurang tidur di malam hari seperti ini membuat tubuhnya Dika keesokan harinya menjadi lebih lemas, ngantuk pada siang hari, tensi darah menjadi naik, gampang emosi, nafsu makan meningkat dan tidak bisa konsentrasi dengan baik saat bekerja sehingga membuat kinerja Dika menjadi menurun.

Menyadari dampak dari insomnia ini sangat mengganggu keseharian Dika, maka Dika pun akhirnya memutuskan ke dokter, awalnya ke dokter umum, namun dari dokter umum direkomendasikan ke Psikiater untuk melakukan konsultasi kesehatan, karena gangguan tidur yang di alami Dika ini harus ditangani oleh dokter spesialis kejiwaan.

Insomnia ini ternyata jika tidak dilakukan pencegahan yang tepat, maka bisa berujung pada kegilaan bahkan kematian, maka Dika pun akhirnya menemui Psikiater untuk melakukan konsultasi kesehatan terkait kesulitan tidur yang kerap dialaminya tersebut. Dan setelah mendengarkan riwayat insomnia yang diceritakan Dika, maka dokter pun memberikan beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan Dika supaya insomnia yang dialaminya bisa berkurang ataupun hilang selamanya.
  • Dika disarankan untuk menghindari masalah yang membuatnya stres, namun ini diakui oleh Dika sangat sulit dilakukan, karena sebagai manusia pasti ada saja masalah yang membuatnya tidak bisa lepas dari kondisi stres. Entah masalah kerjaan di kantor, masalah dengan teman hingga urusan dengan pacar pun kerap bisa memancing timbulnya stres, namun sebisa mungkin Dika berusaha untuk menekan segala masalah yang dihadapinya dengan melampiaskannya melalui menulis, nonton bioskop atau menyalurkannya dengan menyanyi.
  • Berdamai dengan diri sendiri dengan mendekatkan diri dengan Tuhan, ini memang penting, karena dalam shalat dan berdoa terkadang Dika bisa melampiaskan semua perasaannya yang paling dalam, dan tak jarang membuatnya terisak dalam tanggis, namun hal itu bisa membuatnya sedikit lega sesudah bercurhat dengan Allah.
  • Melakukan olahraga ringan namun rutin, hal ini disarankan supaya luapan emosi negatif bisa disalurkan dalam olahraga, makanya Dika pun memilih untuk ikut kelas yoga dan Gym. Melalui Yoga, Dika menilai dirinya bisa merasa lebih rileks dan tenang, sedangan melalui nge-gym Dika menilai gelombang negatif dalam dirinya bisa disalurkan dengan cepat, sehingga rasa lelah akibat berolahraga ini bisa membuatnya lebih gampang untuk tidur.
  • Berendam air hangat sekitar 30 menit sebelum tidur, karena dengan berendam air hangat memiliki khasiat bisa membuat otot-otot tubuh yang tegang menjadi rileks sehingga memudahkan tubuh untuk tertidur lelap.
  • Tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, cokelat, dan cola karena biasanya akan memacu kerja organ tubuh tetap terjaga sehingga membuat tubuh semakin susah tidur.
  • Minum obat sesuai resep dan pengawasan dokter, Dokter pun memberikan obat untuk Dika konsumsi jika memang semua cara diatas tidak mampu membuatnya tetap terlelap alami, ada obat penenang supaya membuat tubuh menjadi rileks dan juga obat tidur supaya tubuh benar-benar bisa tertidur lelap, dan cara ini biasanya menjadi jalan terakhir yang dilakukan oleh Dika jika insomnianya dirasanya benar-benar akut.

Kedengarannya sepele ya masalah insomnia ini, ternyata bagi penderitanya sungguh sangat mengganggu. Sekarang Dika sudah mulai pelan-pelan mencoba mematuhi segala petuah dari Psikiater diatas, dan hasilnya sudah bisa dirasakan oleh Dika sendiri saat ini, Dika sudah bisa mulai tidur lebih lelap.

Dan menutup tulisan ini, ada kata-kata Dika yang menurut saya sangat patut direnungkan bagi para penderita insomnia sepertinya, bahwa pencegahan dari insomnia pada intinya adalah tentang bagaimana kita bisa memaafkan masa lalu, berdamai dengan segala masalah, dan berkawan dengan setiap persoalan yang mendera hati juga pikiran.

“Memaafkan dan berdamai dengan setiap kesalahan yang terjadi lebih baik segera diselesaikan sebelum melangkah ke tempat tidur”



***
Referensi:


No comments:

Post a Comment