Warnamu

Wajah malam suram, membias air mata,
bergerimis jatuh disudut lelah yang jera.

Meratap, bertumpu pada jantung yang remuk, tak lagi utuh,
Serpihan, hancur yang tak lagi berbentuk.

Malam buta, tak ada gemintang,
gelap yang benar-benar sekarat.
Inikah wajah cinta?
Aku benar-benar lupa warnamu,
yang ku tahu kini kau pekat.
Itu saja!


Jakarta, 29 Jan 2015

Laron


Kau menari-nari dalam terang cahaya, 

memamerkan sayap mu yang indah, 

mengepakannya dengan lincah, 

namun satu persatu sayapmu tanggal dari tubuh mu yang kerdil, 

sayap mu lepas melepuh rapuh diatas tanah basah, 

hingga kau benar-benar tak lagi berjubahkan sayap, 

kau bugil, terkapar, merangkak, tak lagi indah.