BCA Memberikan Donasi Kepada SPBK Perdami Untuk Bebaskan Katarak



Kita kerap dengar bahwa "Mata adalah Jendela Dunia" dan itu memang benar menurut saya. Mata mempunyai peranan sangat penting dalam hidup kita, makanya ketika terjadi kelainan atau gangguan penglihatan tentu saja akan dapat menurunkan produktifitas kita, dan bahkan dapat berpengaruh pada masa depan kita, terlebih jika hal tersebut sudah terjadi sejak usia anak-anak.  

Saya jadi ingat pada salah satu tanyangan Kick Andy yang memperlihatkan tentang bagaimana seorang anak yang mengalami gangguan penglihatannya. Iya, anak kecil tersebut menderita katarak kongenital, yaitu terdapat perubahan pada kebeningan struktur lensa mata yang muncul pada saat kelahirannya. Hal yang sama juga menimpa saudara kembarnya, namun berkat kegigihan orang tuanya, akhirnya dia dan saudara kembarnya bisa melihat indahnya dunia setelah dilakukan tindakan operasi pada matanya oleh dokter spesialis mata anak.

Iya, katarak itu adalah kekeruhan yang terjadi pada sebagian maupun keseluruhan lensa mata. Hal ini menyebabkan berkurangnya penglihatan sehingga keruhnya lensa mata membuat cahaya menjadi sulit mencapai retina. Biasanya penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman pengelihatan berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata. 

Konon katanya, gangguan mata katarak ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya yaitu paparan sinar UV yang tinggi, hal karena kita adalah negara tropis yang disinari matahari sepanjang tahun, makanya Indonesia memiliki jumlah penderita katarak yang besar. Selain itu, katarak juga bisa disebabkan oleh penyalahgunaan obat-obatan, pola makan yang tidak sehat dan kekurangan vitamin, merokok serta mengkonsumsi minuman keras dalam jumlah yang banyak secara rutin. Selain itu, trauma atau kecelakaan pada mata, efek dari penyakit diabetes dan hipertensi juga menjadi penyebabnya.

Namun yang sering menjadi penyebab katarak adalah disebabkan oleh faktor genetik (ada keluarga yang  memiliki riwayat katarak) dan juga disebabkan oleh bertambahnya usia, yaitu penuaan sehingga membuat protein yang membentuk lensa mata akan berubah, termasuk kandungan airnya. Inilah yang memungkinkan lensa mata yang tadinya bening, berubah menjadi keruh. 

Dan tahukah teman-teman, bahwa ternyata katarak merupakan salah satu penyakit mata yang paling sering menyebabkan kebutaan. Berdasarkan catatan dari Jurnal Oftalmologi Indonesia vol. 7 No. 4 Desember 2010 menyatakan bahwa menurut data WHO terdapat 313 juta orang tersebar di dunia menderita gangguan penglihatan dan 45 juta diantaranya mengalami kebutaan. Lebih dari 90 persen diantaranya dapat ditemui di Negara berkembang, salah satunya Indonesia.

Data di atas sejalan dengan informasi yang tertulis dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (depkes.go.id) yang menyebutkan bahwa hasil survey tentang kebutaan dengan menggunakan metode Repid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) yang baru dilakukan di 3 propinsi (NTB, Jabar dan Sulsel) pada tahun 2013 – 2014 didapatkan prevelensi kebutaan pada masyarakat usia di atas 50 tahun rata-rata di tiga propinsi tersebut adalah 3,2 persen dengan penyebab utama adalah katarak (71%). Melihat data tersebut, maka diperkirakan setiap tahunnya jumlah penderita katarak bertambah 0,1 persen atau 250.000 orang/tahun dari jumlah penduduk Indonesia. 

Tinggi juga ya ternyata jumlah penderita katarak di negeri kita, hal ini tak sebanding dengan kemampuan para medis untuk melakukan operasi katarak setiap tahun yang diperkirakan baru mencapai 180.000 orang/tahun sehingga setiap tahun selalu bertambah backlog katarak sebesar lebih kurang 70.000 orang. Hal ini jika tidak segera diatasi tentu angka kebutaan di Indonesia semakin lama akan semakin tinggi. 

Senarnya kebutaan karena katarak dapat dicegah, terutama jika diketahui lebih awal. Namun sayangnya masyarakat kita masih banyak yang belum tahu bagaimana menjaga kesehatan mata, dan penyebab lainnya juga disebabkan oleh keterbatasan peralatan medis untuk melakukan operasi mata katarak juga menjadi kendala tersendiri bagi para tenaga medis.

Untuk itu, merasa terpanggil dengan kondisi ini, maka PT. Bank Central Asia Tbk melalui program Bakti BCA kembali mewujudkan komitmen dan tanggung jawab sosialnya dalam memberikan nilai tambah kepada masyarakat melalui pemberian donasi kepada Saksi Penanggulangan Buta Katarak – Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (SPBK – Perdami) kemarin Senin (13/11/17) yang bertempat di Gedung Menara BCA Jakarta Lantai 22.
Sambutan dari Bapak Jahja - Doc. Pribadi
Pada kesempatan ini, Bapak Jahja Setiaatmadja selaku President Diretur BCA memberikan sambutannya dan mengungkapkan rasa khawatirnya akan semakin meningginya jumlah penderita katarak yang dialami oleh masyarkat Indonesia.

Beliau menilai bahwa tingginya jumlah penderita katarak di Indonesia karena disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya masih banyak masyarakat yang terbatas untuk mengakses pelayanan kesehatan mata terlebih bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil, perbatasan dan kepulaun yang belum memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dan SDM kesehatan yang memadai termasuk keberadaan dokter spesialis mata.  

Untuk itu, melalui momentum ini maka PT. Bank Central Asia Tbk yang diwakili oleh Bapak Jahja Setiaatmadja selaku President Diretur BCA menyerahkan secara simbolis donasi satu buah Phacoemulsification Cataract Machine Intuitiv AMO dan tiga set alat pendukung operasi katarak senilai  Rp. 695.500.000 kepada Dr. Elmioza SpM (K) selaku Kepala Ketua Perdami DKI Jakarta. Penyerahan donasi ini juga disaksikan oleh Ibu Inge Setiawati selaku Executive Vice President Corporate Social Responsibility (CSR), ada juga Bapak Sapto Rachmadi selaku Senior Vice President CRS, selain itu ada juga Dr. Rita Polana SpM selaku Sekretaris I Perdami DKI Jakarta, dan ada juga Dr. Syska SpM (K) selalu Ketua SPBK Perdami DKI Jakarta.
BCA menyerahkan Donasi kepada SPBK Perdami
Bantuan donasi yang dilakukan oleh BCA ini bukan yang pertama kali dilakukan, tapi sudah berlangsung dari tahun-tahun sebelumnya. Misalnya:
  • Tahun 2016: BCA menyumbangkan 2 buah mikroskop senilai Rp. 500.000.000 
  • Tahun 2015: BCA menyumbangkan 13 alat bantu operasi dan 2 alat biometri senilai Rp. 450.450.000
  • Tahun 2014: BCA menyumbangkan 1 buah mikroskop senilai Rp. 387.000.000
“Dukungan-dukungan tersebut merupakan komitmen BCA untuk selalu senantiasa di sisi masyarakat, tidak hanya di sektor keuangan, tapi melalui kegiatan Bakti BCA dapat senantiasa di sisi masyarakat khususnya dalam bidang peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.” Ujar Bapak Jahja Setiaatmadja. 

Langkah ini merupakan dukungan secara langsung yang bisa dilakukan oleh BCA dalam mendukung SPBK Perdami Cabang DKI Jakarta, dimana hal ini diharapkan dapat memberikan dampak yang besar terhadap upaya penurunan kebutaan dan menjadi bermanfaat bagi masyarakat yang mendapatkan pengobatan dan penanganan yang tepat dari para dokter spesialis mata dari Perdami.
Dr. Elvioza
Dengan menerima bantuan donasi ini, Dr. Elvioza SpM (K) selaku Kepala Ketua Perdami DKI Jakarta tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak BCA yang sudah memberikan banyak bantuannya kepada Perdami dalam upaya mengentaskan katarak khususnya untuk wilayah DKI Jakarta.

Dan melalui kesempatan tersebut, Dr. Elvioza juga berharap semoga semakin banyak pihak lainnya yang mau tergerak hatinya seperti BCA untuk membantu memberantas katarak di Indonesia, karena dengan semakin banyaknya pihak yang membantu seperti ini maka semoga katarak di Indonesia diharapkan angka penderitanya bisa segera turun dari tahun ke tahun.

Saya prolibad pun sangat mengamini apa yang menjadi harapan dari  Dr. Elvioza ini semoga katarak di Indonesia secepatnya bisa ditanggulangi, karena tak bisa dipungkiri hidup dalam keadaan katarak tentu jauh dari nyaman karena ancaman menjadi buta akan membuat hidup dan masa depan menjadi benar-bena terasa gelap.

Untuk itu, bagi kita jangan lagi takut untuk memeriksakan mata kita, jangan menunggu semua keadaan sudah parah baru mencari dokter. Ingatlah mengobati dari awal jauh lebih baik untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk akan menimpa kita, apalagi donasi yang diberikan oleh BCA tersebut di atas akan digunakan oleh SPBK Perdami untuk membantu operasi gratis di wilayah DKI Jakarta. 

Jaga kesehatan mata, karena mata adalah jendela dunia.
   

No comments:

Post a Comment