Film Detak : Padukan Budaya dan Cerita Horor



Tinggal di sebuah kampung biasanya terasa lebih damai dan tentram, bukan hanya karena warganya yang kental dengan keramahan, namun suasana alam yang indah dengan udaranya yang sejuk, bisa juga menjadi daya tarik tersendiri untuk semakin betah tinggal di kampung.

Namun apa jadinya jika kampung yang damai tersebut berubah menjadi penuh teror yang menakutkan? Banyak warga yang tiba-tiba hilang secara misterius, tidak tahu kemana rimbanya pergi, benar-benar hilang tanpa kabar dan jejak yang jelas.

Tentu hal ini menunjukan ada sesuatu yang tidak beres, sehingga masyarakat di kampung tersebut menjadi geger, dan tanda tanya pun akhirnya merebak, apa sebenarnya yang terjadi sehingga satu per satu warga bisa hilang begitu saja?

Hal itu jugalah yang terjadi dalam Film Tarian Lengger Maut yang kini berganti judul menjadi Film Detak versi Director’s Cut yang semalam saya nonton di bioskop online. 

Film bergenre thriller yang disutradarai oleh Yongki Ongestu ini benar-benar membuat saya ikut merasakan kengerian yang terjadi, rasa takut pun ikut menyelundup dalam dada, ketika kehilangan warga menjadi cerita horor yang terus meneror desa Pagar Alas tersebut.

Kejadian itu bermula ketika kedatangan seorang dokter muda bernama Jati Arya Permana (Rafel Hadi) yang dipindahkan dari kota untuk ditugaskan di desa tersebut. Sejak kedatangannya, satu per satu warga di desa Pagar Alas tersebut pun menghilang secara misterius.

Kehilangan warga yang beruntun tersebut dicurigai oleh beberapa warga bahwa semua itu ada kaitannya dengan kehadiran Dokter Jati di kampung tersebut, namun sebagian warga lainnya tidak percaya, karena dr. Jati merupakan sosok yang terlihat baik, rapi, dan tampan, sehingga tidak mungkin melakukan hal terkeji semacam itu.

Namun tanpa warga tahu, bahwa di balik tampilan sempurna yang ditunjukan dr. Jati, sebenarnya dia memiliki kisah masa kecil yang cukup kelam yang kini kerap menjadi mimpi buruk dalam tidurnya. Dan lebih anehnya lagi, dokter yang tampak cool ini, sangat terobsesi dengan bunyi detak jantung manusia.

Dan pada suatu ketika, dr. Jati ini sempat berujar pada salah seorang pasiennya “Jantung manusia adalah organ yang luar biasa. Jantung manusia dapat berdetak 70 kali setiap menit. Namun dalam keadaan takut, jantung manusia itu bisa berdetak 200 kali setiap menitnya. Dan hal yang paling menarik dari sebuah jantung manusia itu, yaitu tetap bisa berdetak walau sudah dikeluarkan dari tubuh.”

Makanya ketika dia sedang memeriksa detak jantung pasiennya, dr. Jati ini kerap terhipnotis dengan bunyi detak jantung tersebut, sehingga ia akan terdiam cukup lama menikmati bunyi detak jantung tersebut seolah sebuah dentuman musik yang indah. Dan karena kegilaannya itulah yang membuatnya tega menghabiskan satu per satu warga desa demi mengambil jantungnya untuk dikoleksi. Seram!


Sedangkan di waktu yang bersamaan dengan kejadian itu, Sukma (Della Dartyan) yang merupakan seorang kembang desa Pagar Alas yang cantik namun pemalu ini pun sedang dipersiapkan untuk menjadi penari Lengger, yang kelak akan mendapatkan anugerah untuk menjauhkan desanya dari malapetaka yang terjadi.

Dan seperti yang disampaikan oleh Mbok Girah kepada Sukma bahwa “Jadi penari Lengger adalah sebuah anugerah, tidak semua orang bisa menari dengan indah, dan bagi yang sudah diberi anugerah, pasti ada pesona tersendiri di setiap gerak-geriknya yang mampu membuat semua mata tertuju hanya kepadanya, dan anugerah itu memilih juga melindungi.”

Untuk itu, Sukma harus melakukan berbagai ritual untuk menerima Indang (roh yang memasuki tubuh penari) tersebut, termasuk melakukan mandi kembang, hingga harus ke sungai di tengah malam yang gelap untuk berdoa dan menabur kembang.

Dan Sukma melakukan semua syarat yang diberikan tersebut dengan patuh, karena setelah ia menerima Indang tersebut, maka hal itu dipercaya akan membuat Sukma bisa tampil memesona penonton dan juga bisa mendapatkan perlindungan dari kejahatan yang akan menimpanya.

Maka setiap kali Sukma mempersembahkan tari Lengger, banyak warga yang berbondong-bondong menontonya, termasuk Dokter Jati pun kerap hadir untuk menyaksikannya, dan tampak sang dokter muda tersebut sangat kagum dan sepertinya menaru hati kepada Sukma. Namun apakah sang dokter benar-benar jatuh cinta sama Sukma atau hanya mengincar jantungnya Sukma saja?

Maaf ya, saya tidak akan menceritakannya lebih lanjut seperti apa kisah mereka akan berakhir, teman-teman yang penasaran bisa langsung menonton film Detak versi Director’s Cut ini di bioskop online secepatnya ya, karena film ini hanya akan tayang sampai tanggal 3 Oktber 2021 mendatang. hehehe

Tapi... percayalah film Detak ini sangat menarik untuk ditonton, karena bukan hanya menampikan kisah horor semata, namun banyak hal menarik lainnya juga yang bisa didapatkan setelah menontonnya, di antaranya yaitu sebagai berikut:

1. Film Detak Ini Mengangkat Unsur Budaya

Menonton film ini, kita akan dikenalkan dengan salah satu budaya Indonesia yang sangat indah, yaitu Tari Lengger (disebut juga ronggeng). Nah, tari yang satu ini merupakan salah satu kesenian tradisional yang sekaligus menjadi icon dari daerah Banyumas - Jawa Tengah.

Dimana tari ini biasanya dipentaskan oleh masyarakat sebagai wujud sukacita atau rasa bahagia untuk menyambut musim panen. Dan penari lengger ini biasanya akan didandani dengan mengenakan pakaian yang khas. Dan gerakan dalam tarian ini memiliki koreografi yang indah yang diiringi dengan alunan musik calung, gamelan yang terbuat dari bambu.

Melihat persembahan tarian lengger dalam film ini tentu bukan hanya menjadi hiburan saja buat kita, namun bisa juga menjadi pengetahuan yang akan menambah wawasan kita terkait budaya bangsa, khususnya para kaum muda, agar bisa semakin mengenal keberagaman budaya yang ada di negeri kita tercinta ini.


2. Film Detak ini Memberikan Pesan Bijak yang Dalam

Dan sepanjang saya menonton film ini, ada banyak sekali pesan bijak atau nasehat baik yang disampaikan melalui dialog-dialog dalam Film Detak ini. Jadi menonton film ini saya seolah ikut merasa dinasehati atau diberikan petuah bijak terkait bagaimana memaknai hidup ini.

Salah satunya nasehat yang saya ingat dari film ini adalah tentang bagaimana menghadapi ketakutan yang ada dalam diri kita. Mbok Girah menuturkan bahwa “Rasa takutmu sumber kekuatanmu, mendorongmu untuk melangkah, bak jantung yang berdetak dan menghidupi raga.”

Dan masih banyak lagi kata-kata bijak yang diselipkan dalam rangkaian film ini, sehingga film ini bukan hanya menghibur, namun juga mendidik kita untuk bisa belajar memaknai hidup ini dengan cara-cara yang bijak.


3. Film Ini Diperankan oleh Pemain Berbakat

Pemain utama film Detak ini adalah dua sosok anak muda yang punya talenta berlakon yang sangat bagus. Mereka mampu memerankan perannya masing-masing dengan sangat totalitas, sehingga membuat film ini tampak makin menarik dan hidup.

Rafel Hadi mampu memainkan karakter Dokter Jati dengan sangat apik, sehingga rasa trauma yang dirasakan oleh karakter tersebut terlihat sangat alami, terbaca dari cara dia berbicara, sorot mata, dan juga eskpresinya mampu menunjukan karakter pembunuh berdarah dingin itu dengan baik. 

Begitu juga dengan Della Dartyan mampu menyuguhkan karakter Sukma yang introvert dengan sangat bagus, bahkan pesona Sukma yang ia perankan mampu memancarkan daya pikat yang bisa menarik perhatian, terutama ketika melakukan gerakan tari dengan sangat cantik dan gemulai.


4. Film ini Memiliki Sinematografi yang Bagus

Menonton film produksi Aenigma Pictures ini, kita sangat dimanjakan oleh sinomatografinya yang memukau, pengambilan gambar dilakukan dengan sangat baik, sehingga membuat tampilannya tampak akurat dan memberikan kemudahan bagi kita untuk memahami setiap adegan yang terjadi secara detail.

Selain itu, yang juga menarik dari Film Detak ini adalah bagaimana perubahan-perubahan pada karakter dapat tersoroti dengan jelas melalui gerakan kamera dan palet warnanya, sehingga mampu mendukung dialog-dialog yang terucap, hingga suara-suara tertentu yang memberikan makna tersendiri, salah satunya, setiap Indang Sukma muncul, ada satu suara high pitch yang selalu terdengar jelas, seperti saat Sukma melakukan mandi kembang, atau ketika Sukma dipakaikan cunduk oleh Mbok Girah, dan masih ada lagi di beberapa adegan lainnya, kalian bisa mendengarnya sendiri saat nanti menonton film ini.

Jadi buat teman-teman yang belum nonton Film Detak ini, atau juga buat teman-teman yang sudah pernah menonton film Tarian Lengger Maut versi layar lebar, tidak ada salahnya untuk menonton lagi Film Detak versi Director’s Cut ini, karena durasinya jauh lebih lama (ada tambahan 30 menit dari versi layar lebar), sehingga adegannya lebih detail, dan proses pengenalan serta pendalaman karakter pemainnya pun menjadi lebih panjang dan jelas.

Sekali lagi saya ingatkan, Film Detak ini bisa dinikmati melalui website bioskoponline.com atau melalui aplikasi Bioskop Online mulai tanggal 17 September sampai tanggal 3 Oktober 2021 yang akan datang. Jangan sampai nggak nonton, ntar nyesal loh. Happy Watching! :)



Note: Gambar diambil dari IG & Twitter Film Detak

No comments:

Post a Comment