Benci Ini Tak Sekedar Luka



Kau ajarkan aku cinta dengan dusta,
menyulam janji di atas pasir yang retak.
Katamu aku satu-satunya,
nyatanya aku hanya jeda di antara langkahmu yang serakah.
Aku menanam rindu di ladang yang kau bakar,
menyiram setia pada tanah yang tak pernah kau peluk.
Kau bilang “sayang” di pagi yang samar,
lalu sore hari, kau peluk dia dalam diam yang buruk.

Tak perlu kau tanya mengapa kini aku benci,
karena benci ini bukan datang tiba-tiba.
Ia tumbuh dari sabar yang kau cabik,
dari percaya yang kau sobek tanpa jeda.

Aku bukan batu yang tak tahu luka,
aku hati yang sempat berharap, lalu hancur olehmu.
Kini setiap senyum yang kau beri terasa nista,
karena di baliknya, ada dusta yang menyusup pilu.

Pergilah.
Bawa semua kepalsuanmu bersama hujan yang turun sore ini.
Aku tak ingin jadi tempat persinggahan lagi,
cukup sudah aku menjadi korban dari cinta yang kau bagi.



No comments:

Post a Comment