Diskusi Roadmap Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia


Saya pernah dengar nasehat seseorang, bahwa kita itu sebaiknya jangan pernah menyepelekan "mimpi", sebab tak jarang, banyak orang yang mendulang kesuksesan itu karena mempunyai mimpi dan berani mewujudkan mimpinya.

Dan inovasi demi inovasi yang terjadi di dunia ini pun tak jarang berawal dari mimpi, mimpi menciptakan inovasi ini, mimpi menciptakan inovasi itu, kemudian inovasi pada hidup ini pun berkembang, seolah tak pernah mati. Selalu ada saja hal-hal baru yang tercipta dari hasil kreatifitas dan inovasi yang lahir dari hari ke hari, begitu jugalah yang terjadi pada industri otomotif. Dimana kini sudah banyak para produsen otomotif dan negara-negara yang menghadirkan inovasi mobil listrik. 


Lalu apa kabar dengan Indonesia? apakah Indonesia ada wacana untuk membuat mobil listrik juga? Tentu saja keinginan itu ada, hal ini tercermin dari acara diskusi yang mengangkat tema “Roadmap Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Bisnis.com pada hari Selasa (10/07/2018) di Gedung Utama PLN Kantor Pusat jalan Trunojoyo Blok M – I No. 135, Kebayoran Baru – Jakarta Selatan.
Para narasumber (Kiri - Kanan): Bpk. Chamdan, Ibu Syofvy, Bpk.Harjanto, Bpk. Yohannes, Bpk. Faizal Basri
Dalam acara diskusi ini tampak hadir Ibu Syofvi Felienty Direktur selaku Perencanaan Korporat PLN, Bapak Harjanto selaku Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Bapak Yohannes Nangoi selaku Ketua Umum Gaikindo, dan Bapak Faisal Basri selaku Pakar Ekonomi yang dipandu oleh Bapak Chamdan Purwoko selaku Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia yang berperan sebagai Moderator untuk memandu jalannya diskusi ini.

Kehadiran mobil listrik di kancah industri otomotif menjadi obrolan yang begitu menarik, mengingat mobil listrik dinilai jauh lebih baik dari mobil konvensional. Iya, konon katanya mobil listrik itu jauh lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi karbon, bahkan dinilai jauh lebih efisien karena menggunakan listrik dibandingkan dengan minyak bumi. Selain itu, mobil listrik biaya perawatannya juga lebih murah dan batrai mobilnya bisa diisi ulang di rumah atau tempat-tempat khusus untuk isi ulang baterai mobil.

Meski menawarkan banyak kemudahan, ternyata untuk membuat mobil listrik itu banyak hal yang harus dipikirkan. Sebab untuk mengembangkan mobil listrik di Indonesia dinilai masih terkendala oleh berbagai faktor, misalnya: kesiapan infrastruktur, pengembangan teknologi dan sumber daya, pemanfaatan bahan baku penghasil listrik, serta regulasi.
Bapak Faisal Basri mengungkapkan pandangannya terkait mobil listrik
Selain itu, Bapak Faisal Basri selaku Pakar Ekonomi menilai bahwa untuk menjalankan program mobil listrik ini, maka Presiden Joko Widodo diminta untuk menjadi konduktor untuk menangani proyek kendaraan listrik ini, karena projek mobil listrik ini membutuhkan sosok konduktor yang bisa mengarahkan percepatan pengembangan kendaraan listrik sehingga Indonesia bisa merancang planning yang jelas untuk project ini. 

Selain itu, sosok konduktor ini juga diperlukan karena kebijakan terkait kendaraan listrik ini mencakup lintas kementerian dan penting untuk ketahanan energi nasional juga. Dan untuk menjalankan proyek ini setidaknya akan membutuhkan banyak kementerian, Misalnya dibutuhkan Kementerian Perindustrian untuk sisi manufaktur, Kementerian ESDM dari sisi ketersediaan energi, Kemeterian Perhubungan untuk urusan lalu lintas, Kementerian Lingkungan Hidup untuk menangani limbah, hingga Kementerian Risetdikti untuk pengembangan kendaraan listrik itu sendiri.

Ya begitulah, ternyata untuk mewujudkan proyek mobil listrik ini melibatkan banyak pihak dan kerjasama yang baik dari semua sektor, karena untuk mengembangkan sendiri mobil listrik di Indonesia bukanlah perkara mudah, benar-benar perkerjaan besar yang harus dipikirkan dengan serius.

Bpk. Yohannes menjelaskan bahwa kehadiran mobil listrik adalah keniscayaan
Dan Bapak Yohannes Nangoi selaku Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga mengatakan bahwa pihaknya setuju dengan rencana pengembangan mobil listrik ini, karena kehadiran kendaraan listrik merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari.

Hal ini sesuai target kemenperin pada tahun 2025 yang ingin nantinya tercapai 20 persen dari keseluruhan kendaraan yang diproduksi adalah kendaraan listrik, termasuk kendaraan hybrid, plug-in hybrid maupun electric vehicle (EV). Selain itu, hal ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (CO2) sebesar 29 persen pada tahun 2030 mendatang.

Namun, Bapak Yohannes juga mengutarakan harapannya agar berbagai kebijakan terkait dengan kehadiran kendaraan listrik ini nantinya jangan sampai mengganggu industri otomotif di Indonesia yang kini berjalan baik dan berkontribusi pada ekonomi. 

Dan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sendiri pun mendukung permintaan listrik untuk kendaraan listrik ini nantinya. Sebab, sejalan dengan pertumbuhan mobil listrik ini maka PLN pun turut berkomitmen untuk meningkatkan listrik menggunakan energi baru terbarukan (EBT).

Ibu Syofvi menuturkan PLN siap menyambut kehadiran mobil listrik
Hal ini pun diungkapkan oleh Ibu Syofvi F. Roekman selaku Direktur Perencanaan Korporat PLN bahwa PLN sejauh ini telah membangun hampir 1.000 titik Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) yang tersebar di  banyak kota termasuk di Jakarta.

Dimana sejauh ini, keberadaan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) ini untuk yang low charging sehingga butuh waktu sangat panjang untuk mengisi batrai mobil listrik, sedangkan untuk yang fast charging pastinya akan dibutuh persiapan peralatan yang lebih canggih lagi. Namun pada prinsipnya, PLN akan mendukung dari sistem listriknya untuk kendaraan listrik nantinya.

Namun Ibu Syofvi juga tidak menampik jika sejauh ini mayoritas pembangkit PLN masih menggunakan energi fosil dan batu bara. Dan sejauh ini, penggunaan energi baru terbarukan (EBT) baru sekitar 12%  saja sehingga hal ini menjadi pekerjaan bagi PLN untuk terus ditingkatkan ke depan sepanjang sesuai dengan harga bagi masyarakat.

Dan terkait kehadiran mobil listrik ini, PLN juga memberikan perhatian pada pengembangan baterai, karena tidak bisa dipungkiri, kemampuan baterai yang makin baik nantinya akan membantu PLN untuk menyediakan listrik khususnya di daerah-daerah terpencil.
Menurut Bpk. Harjanto bahwa kehadiran mobil listrik itu lebih ramah lingkungan
Selain itu, Bapak Harjanto selaku Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika juga mengungkapkan bahwa pemerintah berencana akan memberikan insentif dalam skema tax holiday dalam rangka membantu mengembangkan industri mobil listrik sehingga memberikan nilai tambah dan mengoptimalkan pemanfataan sumber daya lokal. 

Dimana Bapak Harjanto mengungkapkan bahwa kehadiran kendaraan listrik ini akan mampu mengurangi emisi yang mencakup pengembangan industri ramah lingkungan maka ke depannya diharapkan akan bisa memperoleh tingkat pajak yang lebih rendah.

Dan nantinya, dalam menjalankan project mobil listrik ini, Beliau akan melakukannya dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi turbulensi, dan industri otomotif diharapkan masih tetap dapat mempertahankan pertumbuhannya serta transisi menuju ke penggunaan kendaraan ramah lingkungan bisa berjalan dengan baik.
Semoga Indonesia segera mampu menghadirkan mobil listrik yang hemat dan ramah lingkungan
Nah, gimana teman-teman, apakah ada yang mau punya mobil listrik nantinya? Hayo ngacung dulu. Hehehe kalo saya pribadi sih sangat pengen punya karena mobil listrik lebih ramah lingkungan dan konon katanya perawatannya lebih mudah.

Akh, saya jadi nggak sabar menanti lahirnya inovasi mobil listrik buatan Indonesia, semoga pemerintah cepat menghadirkan mobil listrik sebagai sarana transportasi bagi masyarakat. Mari kita doakan ya teman-teman, semoga mobil listrik ini bisa secepatnya terwujud. Aamiin…


No comments:

Post a Comment