Mengenal Lebih Dekat Sarana Transportasi Umum di Kota Pahlawan



Nama Surabaya sudah begitu karib di telinga saya sejak masih kecil, namun untuk bertandang ke kota ber-ikon Suro dan Boyo selama ini hanya sebatas impian, terlebih setelah pandemi yang berlangsung cukup lama belakangan ini, keinginan menyambangi Surabaya hanya berani saya pendam dalam diam.

Namun pada tanggal 12 Oktober 2021 yang lalu, akhirnya saya bisa juga menginjakan kaki di kota yang dijuluki Kota Pahlawan tersebut, melihat lebih dekat seperti apa keindahan kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta tersebut.

Perjalanan saya ke kota Surabaya ini adalah dalam rangka mengikuti Program Transmate Journey yaitu program tahunan Transmate Indonesia untuk meliput secara langsung mengenai infrastuktur konektivitas, distribusi logistik, dan juga destinasi wisata yang ada di seputaran Ibu Kota Jawa Timur tersebut.

Dalam mengikuti program Transmate Journey Surabaya ini saya satu tim dengan Mba Utie Adnu dan berkesempatan menikmati perjalanan selama lima hari empat malam (5D4N) dengan banyak cerita menarik di dalamnya yang sangat sayang jika tidak diceritakan. Untuk itu, melalui tulisan ini, saya akan membagikan seperti apa rangkaian perjalanan kami dalam program Transmate Journey di Kota Surabaya tersebut.


Menuju Surabaya dengan Kereta Api

Untuk bertandang ke kota Surabaya ini sebenarnya bisa dilakukan melalui banyak jalur, baik itu melalui jalur transportasi darat, udara dan juga laut. Namun pada kesempatan ini, kami memilih berangkat menggunakan transportasi darat yaitu kereta api.

Ya, Kereta api merupakan salah satu transportasi umum yang nyaman digunakan untuk perjalanan jarak jauh antar kota. Selain harga tiket yang cukup terjangkau, kereta api juga memiliki fasilitas yang memadai seperti wifi gratis, colokan listrik dan makanannya juga enak sehingga membuat perjalanan terasa tetap menyenangkan.

Untuk itu, kami memutuskan untuk berangkat menumpangi kereta api Argo Bromo Anggrek dari Stasiun Gambir sekitar pukul 08.30 WIB dan tiba di Stasiun Pasar Turi pukul 16.30 WIB. Meski perjalanan memakan waktu berjam-jam namun saya pribadi cukup menikmatinya karena tersembari melihat pemandangan indah selama perjalanan ini.

Perjalanan ke Surabaya dengan kereta api ini sungguh menyenangkan

Meski begitu, melakukan perjalanan di masa pandemi seperti ini tentu tidaklah semudah seperti biasanya, karena banyak prosedur yang harus kita ikuti demi kenyamanan dan keamanan bersama. Hal itu jugalah yang diberlakukan oleh Kereta Api Indonesia dalam melayani penumpangnya.

Selain membeli tiket secara online, kita sebagai penumpang juga diwajibkan sudah melakukan vaksinasi Covid-19 minimal vaksin dosis pertama, dan sebelum berangkat kita juga harus melakukan test antigen/PCR terlebih dahulu, dan hanya yang hasil testnya negative sajalah yang bisa melakukan perjalanan ini.

Kebetulan untuk melakukan test antigen di Stasiun Gambir sangatlah mudah, karena masih berada di kawasan stasiun sehingga bisa dijangkau dengan cepat, dan harganya pun cukup terjangkau, yaitu Rp.45.000 (Empat Puluh Lima Ribu Rupiah) saja.

Selain itu, dalam melakukan perjalanan ini kita pun tetap harus taat dengan protokol kesehatan (prokes), seperti selalu menggunakan masker, membawa hand sanitizer untuk mencuci tangan, dan juga selalu menjaga jarak dengan orang lain, untuk meminimalisir penularan Covid-19 di dalam transportasi umum ini.

Dan Alhamdulillahnya, kereta api yang saya tumpangi dari Stasiun Gambir Jakarta menuju Stasiun Pasar Turi Surabaya ini sangat bersih dan nyaman dengan protokol kesehatan yang juga ketat sehingga membuat perjalanan menjadi terasa lebih aman dan menyenangkan.


Bertemu Insan Transportasi Kereta Api

Sesampai di Stasiun Pasar Turi, tak henti saya mengucapkan rasa syukur, karena bisa tiba di Surabaya dengan selamat tanpa ada kendala sama sekali. Dan rasa bahagia itu semakin bertambah, ketika kami disambut dengan baik oleh pihak Kereta Api di Stasiun Pasar Turi tersebut.

Terima kasih semuanya sudah menyambut kami dengan sangat hangat di Stasiun Pasar Turi ini

Ya, kehadiran kami disambut hangat oleh Bapak Kepala Stasiun Kereta Api Pasar Turi, Bapak Luqman Arif selaku Manager Humas KAI DAOP 8, Bapak Mokhamad Iqbal Hardiky dan Ibu Choirunnisa Fatanus Safa dari Staff Humas Balai Teknik KA Jawa Timur yang sekaligus membantu memberikan informasi terkait kereta api dan staisun Pasar Turi ini.

Stasiun Pasar Turi merupakan stasiun kereta api yang terletak di perbatasan antara keluarahan Gundih dan Tembok Dukuh, Kecematan Bubutan, Kota Surabaya – Jawa Timur yang masuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya pada ketinggian +1 meter.

Stasiun Pasar Turi ini merupakan tempat pemberhentian terakhir dan juga keberangkatan utama bagi semua kereta api dari kota Surabaya yang melewati lintas utara yaitu Surabaya – Bojonegoro – Cepu – Semarang – Cirebon – Jakarta. Selain itu ada juga Stasiun Surabaya Gubeng yang melayani kereta api jalur selatan maupun timur dari kota Surabaya ini.

Stasiun Pasar Turi Surabaya

Stasiun Pasar Turi ini merupakan stasiun kereta api kelas besar yang sekaligus menjadi stasiun utama kedua di Kota Surabaya yang digunakan untuk melayani penumpang antar kota dan juga lokal, serta digunakan untuk jalur transportasi barang berupa angkutan peti kemas / kontainer.

Dan sedikit informasi terkait asal usul nama “Pasar Turi” yang dilabelkan pada stasiun ini ternyata diambil dari nama sebuah pasar tradisional yang dulu ada di sekitar lokasi stasiun ini, dimana di pasar tersebut, banyak pedagang yang menjual bunga turi yang bisa dijadikan lalapan sambel pecel, maka karena itulah, stasiun ini sampai kini terkenal dengan nama Stasiun Pasar Turi.

Bukan hanya itu saja yang menarik di stasiun ini, namun ada kisah inspiratif lainnya yang juga saya dapatkan di stasiun Pasar Turi ini, setelah bertemu dengan Bapak Hanief yang merupakan salah satu Insan Transportasi di dunia perkeretaapian Indonesia.

Petugas Pengawas Peron Insan Transportasi Kereta Api

Ya, Bapak Hanief ini merupakan Petugas Pengawas Peron (PAP) yaitu sebuah profesi yang bertugas sebagai pembantu Pengatur perjalanan Kereta Api (PPKA) dalam melaksanakan pengaturan perjalanan kereta api dan langsiran, serta bertanggung jawab atas urusan administrasi perjalanan kereta api.

Dimana salah satu tugas Pengawas Peron (PAP) ini adalah bertugas menyambut kereta yang akan tiba dan juga melepaskan kereta yang akan berangkat dengan memberikan "isyarat atau sinyal" bahwa kereta tersebut sudah aman untuk tiba maupun berangkat menuju tujuannya.

Melihat rangkaian tanggung jawab yang diemban oleh Petugas Pengawas Peron ini, tentu bukan tugas yang sederhana, namun memiliki peranan yang juga sangat penting untuk mendukung kelancaran dan keselamatan perjalanan kereta api di Indonesia.

Petugas Langsir yang juga merupakan Insan Transportasi Kereta Api

Selain itu, saya juga kemarin sempat bertemu juga dengan Insan Transportasi lain yang bertugas sebagai Langsir (Langsiran) yang merupakan petugas kereta api yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur atau menyusun pergerakan rangkaian kereta api, menambah atau mengurangi gerbong dalam rangkaian, menghapus rangkaian untuk kereta yang akan kembali ke depo kereta api, serta mengatur lokomotif untuk berpindah jalur rel.

Dimana perpindahan jalur rel kereta api ini diperlukan untuk memisahkan atau merangkaikan kereta atau gerbong yang ada. Dan biasanya, langsiran ini dapat dilakukan di wilayah stasiun kereta api maupun di luar wilayah stasiun dengan ketentuan tidak mengganggu perjalanan kereta api.

Dan dalam proses langsiran ini, batasnya ada dua, yaitu bila di wilayah stasiun ditentukan sampai pada jarak sekitar 50 meter dari arah sinyal masuk ke arah stasiun. Sedangkan batas langsiran di luar wilayah stasiun ditentukan sampai dengan tanda batas yang tercantum dalam peraturan pengamanan setempat.

Untuk itu, melihat tanggung jawab yang dilakukan oleh petugas Lingsir ini tentu saja membutuhkan keahlian khusus agar semua prosesnya berjalan lancar dan aman, sehingga operasional kereta api pun bisa tetap berjalan dengan baik.



Peran Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Pada hari kedua di Surabaya, saya menyempatkan diri bertandang ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang terletak di Kelurahan Perak Timur, Kecamatan Pabean Cantian - Surabaya, karena ingin melihat dari dekat seperti apa pelabuhan terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok ini.

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya memiliki banyak peranan 

Ternyata pelabuhan Tanjung Perak ini bukan hanya digunakan untuk memudahkan pendistribusian barang atau logistik dari dan ke kawasan Timur Indonesia saja, namun juga digunakan sebagai tempat wisata, dan sekaligus sebagai tempat pelabuhan penumpang yang menghubungkan Surabaya dengan kota-kota lain di Indonesia.

Maka bisa dibayangkan betapa sibuknya Pelabuhan Tanjung Perak ini setiap harinya, begitu banyak kapal barang berisi logistik dan berbagai barang kebutuhan penting lainnya, serta juga kapal penumpang yang datang dan pergi dari tempat ini setiap waktu.

Untuk melayani itu semua, maka Pelabuhan Tanjung Perak ini sudah melengkapi dirinya dengan berbagai sarana dan prasarana yang terbilang lengkap, seperti:
  • APBS (Alur Pelayanan Barat Surabaya) yang merupakan alur vital bagi lalu lintas kapal dari dan atau menuju pelabuhan Tanjung Perak serta pelabuhan lain di sekitarnya.
  • Terminal Jambrud yang dilengkapi tiga dermaga, yaitu ada Jambrud Utara, Barat dan Selatan yang digunakan untuk pelayanan terminal penumpang, general cargo, curah kering internasional dan juga layanan general cargo domestik.
  • Terminal Mirah merupakan terminal untuk pelayanan multipurpose yang didukung oleh 4 unit gudang seluas 13440 m2.
  • Terminal Berlian digunakan untuk melayani peti kemas internasional, peti kemas domestik, curah kering, layanan intermoda, dan berbagai jasa bongkar muat penunjang lainnya.
  • Terminal Nilam merupakan terminal multipurpose dan salah satu terminal dengan tingkat kegiatan bongkar muat yang paling tinggi di Pelabuhan Tanjung Perak ini.
  • Terminal Kalimas ini merupakan cikal bakal dari Pelabuhan Tanjung Perak, dimana terminal ini berperan dalam pelayanan bongkar muat kapal antar pulau yang hanya melayani kapal-kapal lokal dengan panjang total di bawah 60 meter.
  • Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS) merupakan terminal yang menyediakan fasilitas untuk memudahkan dan memperlancar perdagangan domestik ataupun internasioanal dalam pelaku usaha usaha daerah Indonesia.
  • Terminal Teluk Lamong merupakan salah satu terminal pelabuhan internasional yang menjadi pintu masuk dan keluarnya pelaku ekonomi di Jawa Timur dan Indonesia bagian timur yang sudah dirancang untuk memudahkan laju perekonomian yang semakin cepat.
  • Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN) yang merupakan salah satu terminal penumpang terbaik di Indonesia yang sudah dilengkapi garbarata sehingga membuat penumpang sangat nyaman berada di terminal ini. Selain itu, terminal ini juga berfungsi sebagai tempat wisata bagi masyarakat umum untuk menikmati suasana sore hingga malam di kawasan pelabuhan ini.
Melihat begitu banyaknya sarana dan prasarana yang ada di pelabuhan Tanjung Perak seperti yang di bahas di atas, maka dari itu, kehadiran pelabuhan Tanjung Perak ini benar-benar mempunyai peranan penting dalam mendukung arus transportasi kelautan untuk kemudahan pendistribusian logistik, perjalanan penumpang, hingga mempercepat pertumbuhan ekonomi bangsa.

Dan salah satu upaya pemerintah dalam memberikan kemudahan pendistribusian logistik di segala penjuru Indonesia adalah dengan menghadirkan layanan Tol laut. Namun apakah teman-teman sudah pernah mendegar atau melihat seperti apa tol laut itu?

Ternyata Tol Laut itu adalah kapal berukuran besar yang difungsikan untuk pendistribusian logistik

Pada saat saya berkunjung ke pelabuhan Tanjung Perak ini kemarin, saya pun akhirnya bisa secara langsung melihat Tol Laut di terminal Jambrud dari dekat, sehingga rasa penasaran saya selama ini tentang tol laut ini akhirnya sudah terbayarkan secara tunai.

Tol laut bukanlah jalan tol yang ada di atas lautan, namun tol laut merupakan sebuah kapal berukuran besar yang didesain secara khusus dengan kapasitas yang besar pula untuk memudahkan pendistribusian logistik di seluruh wilayah Indonesia, mengingat negara kita tercinta ini terdiri dari tiga perempatnya adalah lautan dengan banyak gugusan pulau-pulau.

Untuk itu, kehadiran tol laut ini merupakan salah satu terobosan yang dilaksanakan oleh kabinet kerja Presiden Joko Widodo dalam rangka memperlancar dan mengefisensikan angkutan barang atau logistik melalui laut secara teratur dan berkesinambungan.

Dimana kehadiran tol laut ini pada dasarnya merupakan jalur distribusi logistik menggunakan angkutan kapal laut yang menghubungkan pelabuhan di jalur utama hingga kapal-kapal kecil dari Sabang sampai Merauke, sehingga ketersedian berbagai barang kebutuhan pokok dan barang penting lainnya bisa menjangkau daerah tertinggal, terpencil atau terpelosok sekalipun.

Maka dengan begitu, kehadiran tol laut ini mampu mewujudkan konektivitas yang menghubungkan wilayah-wilayah yang ada secara mudah dan cepat, sehingga ketersediaan barang logistik yang menjadi kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.

Selain itu, kesenjangan harga barang antara wilayah Barat dan Timur Indonesia tidak akan setinggi sebelumnya, karena kini kapal-kapal penyedia stok bahan pangan dan berbagai barang logistik lainnya kini menjadi lebih cepat dan mudah untuk meyalurkannya ke berbagai daerah yang dituju.

Melihat besarnya peranan tol laut ini dalam mendukung konektivitas dan kemudahan pendistribusian logistik antar wilayah kepulauan di Indonesia ini, tentu juga memberi dampak baik pada pertumbuhan ekonomi yang semakin merata sehingga kesejahteraan masyarakat pun semakin meningkat.



Ada DAMRI di Pelabuhan Tanjung Perak

Seperti yang sudah saya singgung di atas bahwa Pelabuhan Tanjung Perak ini memiliki Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN) yang sangat megah dengan berbagai fasilitas pendukung yang memadai sehingga membuat penumpang semakin nyaman berada di sini.

ini adalah terminal penumpang Garda Surya Nusantara yang sudah terkoneksi dengan Bus Damri

Terminal penumpang GSN ini didesain serupa faslitas bandara yang terdiri dari tiga lantai seluas 16.120 meter persegi dengan kapasitas 4.000 penumpang. Dimana setiap lantai memiliki fungsi yang berbeda-beda. Lantai satu digunakan sebagai tempat keluar masuk penumpang kapal, sedangkan pada lantai dua digunakan sebagai ruang tunggu penumpang, mushola dan kantor.

Sedangkan dilantai ketiga atau lantai paling atas dikhususkan sebagai tempat kuliner dan juga wisata dengan nama Surabaya North Quay (SNQ) yang digunakan sebagai tempat nongkrong untuk menikmati pemandangan laut dengan kapal-kapal yang berlayar hingga yang bersandar di dermaga.
Tempat wisata menikmati pemandangan laut di Surabaya North Quay

Dan bila ingin berwisata di Surabaya North Quay (SNQ) ini, maka sebaiknya datang sore hari, selain tidak terlalu panas, dari tempat ini juga kita bisa menikmati matahari tenggelam dengan semburat senja yang indah sembari menikmati makanan dan minuman yang dijual di foodcordnya.


Tenang saja, harga tiket masuk ke Surabaya North Quay (SNQ) ini cukup terjangkau kok, hanya Rp. 10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) saja per orang, begitu juga dengan harga makanan dan minuman yang dijual di foodcordnya masih dalam tarif yang wajar.

Terkoneksinya Pelabuhan Tanjung Perak dengan DAMRI ini sangat memudahkan mobilitas penumpang menjadi semakin cepat dan praktis

Selain itu, yang menarik juga di pelabuhan Tanjung Perak ini adalah memiliki konekstivitas transportasi yang baik, karena sudah menghadirkan transportasi umum seperti Bus DAMRI yang ada di kawasan pelabuhan ini, sehingga sangat memudahkan mobilitas masyarakat semakin lancar.

Jadi bagi penumpang kapal yang baru tiba di pelabuhan Tanjung Perak ini, maka bisa menggunakan bus DAMRI yang ada di depan terminal penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN) untuk melanjutkan perjalanannya ke berbagai tujuan, dengan pemberhentian terakhir di Terminal Bungurasih.

Untuk harga tiket DAMRI dari depan terminal penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN) hingga Terminal Bungurasih sebesar Rp. 25.000 (Dua Puluh Lima Ripu Rupiah), sedangkan jika menaiki Bus DAMRI reguler yang ada di Terminal Tanjung Perak (di luar kawasan GSN tapi masih sekitar pelabuhan Tanjung Perak) yaitu Rp. 10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) saja.

Terima kasih DAMRI Surabaya terkhusus untuk Ibu Maya Dewi dan Pak Mustofa yang sudah menyambut kami dengan sangat hangat.

Meskipun menawarkan harga tiket yang terjangkau, namun bus DAMRI ini sangat bersih sehingga memberikan kita rasa nyaman saat dalam perjalanan. Selain itu, keberadaan Bus DAMRI yang sudah terkoneksi dengan pelabuhan Tanjung Perak ini tentu sangat menyenangkan, karena sangat memudahkan mobilitas masyarakat menjadi semakin cepat dan lancar jadinya.

Dan untuk teman-teman yang ingin membacara cerita seru lainnya tentang perjalanan Transmate Journey di Surabaya, maka bisa membacanya di artikel Berwisata Seru di Surabaya dengan Transportasi Umum dan juga di artikel tentang Peran Insan Transportasi di Bandara Juanda Surabaya.




No comments:

Post a Comment