Peran Indonesia Untuk Dunia Melalui DK PBB



Masih tergambar jelas di ingatan saya, keseruan saat saya mengikuti acara Influencer MeetUp yang bertajuk Indonesia Untuk Dunia yang bertempat di Kementerian Luar Negeri pada beberapa waktu yang lalu (29/11). 

Terutama saat bisa berjumpa langsung dengan Ibu Retno Marsudi yang merupakan Menteri Luar Negeri yang begitu ramah saat bertemu kami di Genung Pancasila. Beliau pun sempat mengobrol, foto bareng dan juga joget kekinian bersama kami dengan begitu serunya.

Meski bertemu dengan beliau hanya sesaat, namun beliau mampu meninggalkan kesan yang manis di hati saya, kepribadian beliau yang ramah, asyik namun cerdas membuat saya begitu kagum dengan perempuan pertama di Indonesia ini yang berhasil menjadi Menteri Luar Negeri.

Namun sebelum mengikuti acara utama tentang talkshow Influencer MeetUp #IndonesiaUntukDunia, kami pun diajak tour untuk melihat-lihat lebih dekat Gedung Pancasila yang ada di kawasan Kementerian Luar Negeri ini.    

Jelajah Gedung Pancasila

Gedung Pancasila ini merupakan salah satu gedung bersejarah yang ada di Jakarta, dibangun sekitar tahun 1830-an di masa Hindia Belanda menguasai Indonesia. Dimana dulunya, bangunan ini merupakan rumah kediaman Panglima Angkatan Perang Kerajaan Belanda dari Hindia Belanda, yang juga merangkap sebagai Letnan Gubernur Jenderal.
Senang banget bisa berkunjung ke Gedung Pancasila ini
Seiring waktu, kemudian gedung ini dialih fungsikan sebagai tempat persidangan Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad) dan diresmikan sebagai Gedung Volksraad pada Mei 1918 oleh Gubernur Jenderal Limburg Stirum orang Hindia Belanda.

Dan kini nama Pancasila yang melekat pada gedung ini ternyata mengacu pada pidato yang disampaikan oleh Bapak Soekarno di gedung tersebut saat beliau menjelaskan konsep Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 dan yang kini menjadi landasan Bangsa Indonesia.

Bangunan dengan gaya neo klasik ini didominasi oleh warna putih polos dengan tiang-tiang tinggi dan besar yang menyangga di bagian depannya. Selain itu, bagian depan bangunan ini juga terdapat lampu-lampu gantung dengan jendela kayu besar di masing-masing di sisi pintu masuk.
Red Carpet di bagian dalam Gedung Pancasila
Kini Gedung Pancasila ini dikelola oleh Kementerian Luar Negeri dan difungsikan untuk menggelar berbagai kegiatan internasional seperti acara untuk menghormati kunjungan petinggi-petinggi dari negara lain, penandatanganan perjanjian dengan negara lain, pertemuan bilateral dan diplomatik dalam rangka menyambut kunjungan para menteri luar negeri negara sahabat, dan berbagai kegiatan lainnya.

Jadi bisa dibilang, gedung ini tidak sembarangan orang boleh memasukinya, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menginjakan kaki di tempat ini. Makanya, kemarin merasa sangat beruntung ketika diperbolehkan masuk dan melihat-lihat seluruh ruangan yang ada di Gedung Pancasila ini.

Melangkah masuk ke dalam, kita akan langsung dihadapkan pada satu meja di sisi kanan ruangan, dimana meja ini digunakan untuk semacam untuk registrasi tamu yang datang. Selain itu, di gedung ini jjuga ada 4 ruangan utama, yaitu ada ruang Tete-a-tete, ruang Bilateral Besar, ruang Bilateral Kecil, dan Ruang Bendera. Tentunya, setiap ruangan punya fungsi masing-masing.

Ruangan-Ruangan di Gedung Pancasila

  • Ruang Tete-a-tete merupakan sebuah ruangan khusus yang digunakan untuk pertemuan empat mata sesuai namanya. Ya, Tete-a-tete merupakan nama yang diambil dari bahasa Prancis yang berarti face-to-face, sehingga di ruangan ini biasanya digunakan untuk pertemuan untuk membicarakan hal-hal yang begitu “rahasia” antara Menteri Luar Negeri yang menjabat dengan tamu dari negara sahabat.
  • Ruang Bilateral Besar merupakan ruangan yang biasanya digunakan untuk menjamu tamu dari negara lain dengan jumlah yang banyak. Dimana konsep ruangan ini dilengkapi dengan meja besar yang memanjang di tengah ruangan dan dilengkapi oleh banyak kursi di sisi kiri dan kanannya.
  • Ruang Bilateral Kecil ini fungsinya juga sama dengan ruang bilateral besar, yaitu untuk menyambut tamu dari negara lain namun dengan jumlah tamu yang lebih sedikit.
  • Ruang Bendera merupakan sebuah ruangan dengan ukuran yang lebih besar, dimana ruangan ini dihiasi oleh banyak bendera di berbagai sisinya. Dimana bendera-bendera yang ada di sini merupakan bendera dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Dan ruang Bendera ini biasanya digunakan untuk berbagai kegiatan, salah satunya untuk pelantikan pejabat eselon Kemenlu.
Sungguh menyenangkan bagi saya pribadi bisa merasakan langsung kesempatan masuk dan melihat-lihat lebih dekat ruangan demi ruangan yang ada di bangunan bersejarah yang bernama Gedung Pancasila ini. Sungguh kesempatan langka yang saya yakin tidak semua orang memiliki kesempatan seperti ini. Sungguh senang rasanya hati saya. :)   

Talkshow Indonesia Untuk Dunia

Usai mengitari ruangan demi ruangan yang ada sambil dijelasin fungsinya oleh tim panitia, kemudian kami diajak menuju Kantin Diplomat yang berada di lantai dua untuk menikmati acara selanjutnya yaitu Influencer MeetUp #IndonesiaUntukDunia terkait masuknya Indonesia sebagai Dewan Keamanan PBB.

Hadir dalam acara ini sebagai narasumbber yaitu Bapak Febrian Alphyanto Ruddyard selaku Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Indonesia dan juga Bapak Rendra Wahyudi yang merupakan Komandan Pasukan Perdamaian Dunia dari Indonesia.
Talkshow Indonesia Untuk Dunia dengan narasumber Bapak Febrian (kedua dari kiri) dan Bapak Rendra (Kedua dari kanan)
Diakui oleh Bapak Febrian bahwa Dewan Keamanan (DK) ini merupakan salah satu badan di dalam PBB selain enam badan lainnya, yang memiliki legalitas yang tinggi, karena apapun yang diputuskannya harus dilaksanakan oleh seluruh anggota PBB.

Menjabat sebagai Dewan Keamanan ini spesial, karena anggotanya hanya 15 negara saja, dimana anggotanya terbagi dalam 2 kategori, yaitu kategori tetap yaitu ada 5 negara (Amerika, Inggris, China, Prancis dan Rusia) dan 10 negara lain adalah anggota tidak tetap.

Dan pada tanggal 8 Juni 2018 yang lalu, Indonesia telah terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020, dan akan memulai masa tugasnya pada tanggal 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020 mendatang.

Terpilihnya Indonesia menjadi Dewan Keamanan PBB sudah yang ke-empat kalinya, dimana sebelumnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 1974-1975, kemudian pada tahun 1995-1996, dan juga pada tahun 2007-2008 silam.

Dimana keikutsertaan kita sebagai Dewan Keamanan PBB tentu harus memberikan manfaat nyata bagi rakyat, baik dari sisi politis maupun ekonomi. Nah, ada pun manfaat strategis keanggotaan Dewan Keamanan Indonesia antara lain:
  1. Bentuk perwujudan mandat konstitusional UUD 1945 untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
  2. Meningkatkan peran kepemimpinan internasional Indonesia.
  3. Meningkatkan peranan dan kontribusi Indonesia pada misi pemeliharaan perdamaian (MPP) Indonesia.
  4. Memperbesar peluang untuk mendorog reformasi DK PBB, utamanya working method.
Dan selama bergabung menjadi Dewan Keamanan PBB pada tahun 2019-2020 mendatang, maka Indonesia diproyeksikan akan menjadi Presiden DK PBB dua kali, yaitu bulan Mei 2019 dan bulan Agustus / September 2020.

Selain itu, Indonesia juga memegang tanggung jawab untuk penyusunan dokumen sidang DK PBB, seperti rancangan resolusi, press statement, dan sebagainya, untuk sejumlah isu, yaitu mengenai Afghanistan dengan Jerman, dan mengenai Palestina dengan AS dan Kuwait. Bahkan di samping itu, Indonesia juga akan menjadi Ketua pada sejumlah Badan Subsider atau Komite di bawah DK PBB, terkait penanggulangan terorisme dan non-proliferasi.​​

Dimana sebenarnya, fungsi dan kewenangan utama DK PBB di antaranya untuk: Memelihara perdamaian dan keamanan internasional, Menyampaikan rekomendasi calon negara anggota baru PBB kepada MU, Merekomendasikan pemberhentian atau pembekuan keanggotaan suatu negara kepada MU, Menyampaikan rekomendasi calon Sekjen PBB, dan Memilih calon hakim Mahkamah Internasional.

Untuk itu, kita doakan saja, semoga dengan bergabungnya Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB ini bisa menjalankan segala tugasnya dengan baik sehingga bisa membawa perdamaian dan kesejahteraan bagi banyak orang.

Dan Bapak Rakabumi Rendra juga bercerita, bahwa Indonesia berhasil meraih peringkat ke-8 sebagai pasukan perdamaian dunia. Dan bedasarkan hasil seleksi pada tahun 2018 sebagai pasukan perdamaian dunia kemarin, Indonesia berhasil membawa kontingen pertama di Republic Central Afrika dengan anggota sebanyak 140 orang.

Dimana dalam pasukan ini terdiri dari tim Polwan juga yang ikut, dan jumlahnya ada 14 personil Polwan,  dan ini menjadi jumlah personil wanita paling banyak yang dikirim sebagai pasukan dalam upaya perdamaian dunia.

Ya, kini menjadi pasukan perdamaian tidak hanya dilakukan oleh laki-laki saja tetapi juga dilakukan oleh perempuan. Hal ini karena pasukan perdamaian perempuan memang dibutuhkan, terutama untuk membantu kaum perempuan dan anak-anak yang merupakan pihak paling rentan dan banyak menjadi korban saat terjadi konflik.

Dimana kehadiran pasukan perempuan ini terutama untuk membantu di saat para korban perlu rehabilitasi, perlu perlindungan, dan mereka biasanya lebih mudah terbuka dan percaya kepada sesama perempuan. Maka itulah salah satu alasan meningkatkan jumlah perempuan dalam operasi pemeliharaan perdamaian.

Sungguh saya pribadi salut dengan segala upaya dan usaha yang telah dilakukan oleh Dewan Keamanan dan juga Pasukan Perdamaianan Indonesia yang turut berjuang dalam upaya perdamaian dunia ini, semoga segala peluh dan kerja keras mereka bisa benar-benar membawa perdamaian dan kabahagiaan untuk semua umat di dunia. MERDEKA!


No comments:

Post a Comment