Merindumu



Di antara tanya yang berkeliaran,
lagi-lagi aku tetap membisu,
tak mampu menjawab,
kenapa kau yang dipilih hatiku.

Dan sialnya,
kini ada rindu yang mengintaiku,
rindu yang sebenarnya sudah kubunuh ketika fajar menyingsing,
namun hingga senja kini tenggelam, rindu tak jua kunjung menghilang,
masih mendebarkan namamu saja.

Tolong, sekali ini saja,
sempatkan sejenak untuk bersua,
bertandanglah walau sesaat,
lewat mimpi pun tak apa,
biar rindu tak menikamku semakin luka.

No comments:

Post a Comment