FOI Gelar Kongres Jaringan Bank Pangan Indonesia


Kita semua tahu, bahwa ada tiga kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh manusia dalam hidup ini, yaitu kebutuhan akan papan, sandang dan juga pangan. Semuanya sangat penting untuk ditunaikan, namun dari ketiganya, keberadaan pangan tentulah yang paling utama.

Sebab ketersedian pangan merupakan kebutuhan penting yang harus dipenuhi agar kita punya tenaga, bisa hidup sehat dan menjalankan berbagai aktivitas. Pentingnya ketersediaan pangan juga menyangkut kesejahteraan hidup masyarakat dan juga negara.

Tanpa adanya pangan, tentu kita semua tidak bisa hidup dengan layak, dan sebuah negara tidak akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka dari itu, keberadaan pangan haruslah selalu tersedia agar tatanan kehidupan kita sebagai manusia bisa berjalan sebagai mana semestinya.

Menyadari pentingnya keberadaan pangan sebagai sumber pemenuhan gizi dan nutrisi yang utama bagi masyarakat dan bangsa ini, maka Foodbank of Indonesia (FOI) tak henti-hentinya menyuarakan tentang hal ini, dan mengajak kita semua untuk sama-sama peduli akan pentingnya ketersediaan pangan dalam memerangi kelaparan untuk kebangkitan bangsa.


Kongres I Jaringan Bank Pangan Indonesia

Mengingat pentingnya keberadaan pangan ini, Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan Kongres I Jaringan Bank Pangan Indonesia dengan tema “Kebangkitan Bangsa, Pangan, dan Perempuan” untuk mendorong kemakmuran dan memerangi kelaparan yang bertempat di Museum Kebangkitan Nasional – Jakarta, (25/05/2022).

Dalam acara Kongres Jaringan Bank Pangan Indonesia ini tampak dihadiri oleh berbagai pihak, di antaranya ada Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, Direktur Pangan & Pertanian Bappenas, Anang Noegroho, Guru Besar Pangan dan Gizi IPB, Prof. Dr. Ahmad Sulaeman, Dosen Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si, pendiri Foodbank of Indonesia, M. Hendro Utomo, dan perwakilan dunia usaha,  serta dipandu oleh Shahnaz Haque sebagai moderator.

Diskusi tentang kebangkitan bangsa, pangan dan perempuan. Shahnaz Haque (kiri), Prof. Dr. Ahmad Sulaeman, Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si, M.Hendro Utomo, Ir. R. Anang Noegroho, MEM, Yuvlinda Susanta, Dr. Hanafi Sofyan Guciano (kanan)

Terselenggaranya acara ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-114 tahun yang juga bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun FOI yang ke-7 tahun yang bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya peran perempuan dan pangan dalam membangun generasi masa depan bangsa.

Dengan semangat peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang biasa dirayakan pada tanggal 20 Mei ini, Foodbank of Indonesia menilai bahwa semangat juang yang pernah lahir dari organisasi Boedi Oetomo sebagai tonggak perjuangan Indonesia tersebut patut untuk terus dikobarkan dalam urusan ketahanan pangan hingga saat ini.

Dimana hal ini sejalan dengan tujuan Foodbank of Indonesia Network yang hadir dengan membawa semangat perjuangan untuk membuka akses pangan melalui cara terorganisir dalam redistribusi makanan berlebih, sebagai upaya untuk membuka akses pangan bagi kelompok rentan, khususnya anak-anak sekaligus mencegah kemubaziran pangan.

Untuk mewujudkan hal itu, Bapak M. Hendro Utomo selaku Pendiri Foodbank of Indonesia Network menyampaikan bahwa “FOI Network mendorong terbentuknya organisasi-organisasi bank pangan di daerah sebagai lumbung-lumbung pangan modern yang dipelopori oleh kaum perempuan untuk mengantisipasi krisis pangan dan membangkitkan bangsa di masa depan.”

Tampak Ibu Wida Septarina, Ketua Yayasan Lumbung Pangan Indonesia (kanan),  Bapak M. Hendro Utomo, Pendiri Foodbank of Indonesia (tengah), dan Bapak Hidayat Nur Wahid Wakil Ketua MPR (kanan) berbincang tentang pentingnya ketersediaan pangan di Indonesia.

Hal ini perlu diupayakan, karena seiring berjalannya waktu, permintaan akan pangan juga semakin meningkat karena jumlah manusia yang juga terus bertambah, sehingga kini ketahanan pangan menjadi salah satu isu serius yang harus menjadi perhatian kita semua, terlebih saat ini kondisi pangan global pun berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan.

Dimana hal ini konon disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya akibat pengaruh adanya inflasi dan juga pembatasan aliran pangan serta perubahan iklim, sehingga hal ini membuat jutaan manusia di seluruh muka bumi, termasuk di Indonesia berada dalam posisi rentan pangan.

Kondisi ini sudah mulai tampak, dimana inflasi akibat kenaikan harga pangan serta pembatasan aliran pangan pokok seperti gandum yang sudah mulai diterapkan beberapa negara seperti India dan Slovakia, sehingga bisa menyebabkan krisis pangan di beberapa wilayah dunia dalam waktu dekat.

Tentu kita semua tidak ingin hal ini terjadi dan menimpa negara kita tercinta ini, maka dari itu, Bapak Hidayat Nur Wahid selaku Wakil Ketua MPR mengatakan perlunya regulasi untuk melindungi pergerakan organisasi bank pangan yang bertujuan untuk mengurangi angka kelaparan dan menekan kemubaziran.

“Gerakan bank pangan ini penting, untuk mendorong keadilan pangan di masyarakat, oleh karenanya negara harus mendukung dengan menyiapkan perangkat hukum untuk melindungi operasi organisasi bank pangan.” Ujar Bapak Hidayat Nur Wahid.

Komitmen bersama para tokoh dalam Kongres I Jaringan Bank Pangan Indonesia untuk Kebangkitan Indonesia yang Merdeka 100%.

Senada dengan itu, Prof. Ahmad Sulaeman juga menekankan tentang pentingnya “kedaulatan mulut” yang berarti mendorong konsumsi pangan lokal sebagai bagian dari upaya menuju kebangkitan kedaulatan pangan Indonesia, dan sekaligus sebagai cara untuk menangkal banjirnya produk pangan impor.

Untuk itu, kita pun harus juga mengupayakan keanekaragaman jenis pangan yang dikonsumsi agar bisa memenuhi pangan sebagai sumber energi dan zat gizi, sehingga kebutuhan akan pangan dan gizi dapat terpenuhi dengan baik dari segi kualitas dan juga kuantitas.

Hal itu juga disampaikan oleh Bapak Anang Noegroho yang menekankan tentang pentingnya mewujudkan pangan yang bergizi, inklusif dan berkelanjutan bagi sebuah bangsa, karena hal tersebut bertujuan untuk menjamin kelangsungan makanan yang menyehatkan namun juga tetap melestarikan lingkungan.

Selain itu, kita pun sebaiknya harus mengelola pangan yang ada secara bijak dan tidak melakukan kemubaziran pangan dengan membuang-buang makanan, karena di luar sana masih banyak orang-orang yang kesulitan mencari makanan dan mengalami kelaparan.

Untuk itu, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus membiasakan gaya hidup “secukupnya” yaitu belilah makan secukupnya yang mampu dimakan, dan bila berlebihan maka bagikanlah dengan orang lain, agar makanan yang kita beli tersebut tidak terbuang sia-sia dan menjadi mubazir.



Perempuan Punya Peran Penting Dalam Urusan Pangan

Dalam menjaga ketersediaan pangan ini, tentu tak lepas dari perjuangan kaum perempuan khususnya ibu, karena perempuan atau ibu biasanya menjadi pengambil keputusan penting terkait pangan dalam sebuah keluarga, perempuan punya andil besar dalam hal ini.

Makanya, terselenggaranya acara kongres ini juga sekaligus sebagai upaya untuk menghasilkan kesepakatan bahwa pergerakan perempuan yang terorganisir di bidang pangan, penting untuk kebangkitan bangsa Indonesia dan kesuksesan bangsa ini di masa yang akan datang.

Foto bersama para peserta Kongres I Jaringan Bank Pangan Indonesia di Depan Aula STOVIA Museum Kebangkitan Nasional

Perempuan pun turut menjadi pelopor kebangkitan bangsa melalui perannya dalam menghasilkan generasi yang unggul. Hal ini juga yang dijelaskan oleh Dr. Risatianti Kolopaking bahwa kepemimpinan perempuan dan kaum ibu terutama di bidang pangan sangatlah penting, karena perempuanlah yang mengambil keputusan atas pangan dalam keluarga.

Dan biasanya, perempuan memainkan peran yang sangat besar dalam membuat keputusan terkait dengan urusan pangan ini, karena perempuan biasanya melakukan 5M, yaitu Mengumpulkan, Meramu, Mengolah, Menyajikan dan Membagikan.

Melihat pentingnya peran perempuan dalam urusan pangan ini, maka dalam pergerakan membuka akses pangan di masyarakat dan mencegah kemubaziran pangan, Foodbank of Indonesia (FOI) pun melibatkan sekitar 85% perempuan dari 8.412 sukarelawan yang bekerja di akar rumput di 43 kota/kabupaten dan 230 kecamatan di Indonesia.

Dan hingga saat ini, Foodbank of Indonesia (FOI) memiliki beragam program yang bertujuan untuk membantu mengatasi kesenjangan pangan di masyarakat seperti Mentari Bangsaku, Sayap Dari Ibu, Kebun Pangan Komunitas dan juga ada Dapur Pangan.

Maka dari itu, Dr. Risa juga menuturkan bahwa “Gerakan 1000 Ibu, yang diinisiasi FOI sejak tahun 2020, yakni kegiatan dari Ibu, untuk Ibu, dan bersama Ibu, merupakan gerakan kebangkitan perempuan melalui pangan yang perlu didorong dan diapresiasi.”

Sebab upaya perempuan melalui gerakan tersebut merupakan sebuah langkah yang cerdas, karena langkah tersebut tentu akan mampu mengurangi kelaparan dan mendorong kemakmuran menuju kebangkitan Indonesia yang merdeka 100%.

Kita berharap, semoga gerakan perempuan melalui pangan ini terus berlanjut, menyeluruh, dan menjangkau ke seluruh pelosok Indonesia, agar upaya membuka akses pangan ini pun bisa semakin luas, agar kita bisa bersama-sama memerangi kelaparan dan kemubaziran pangan demi mencapai kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.




No comments:

Post a Comment