Dampak Buruk Kebakaran Hutan & Lahan Gambut



Indonesia ini sungguh negara yang luar biasa, memiliki potensi alam yang begitu kaya, salah satunya dapat kita lihat dari luasnya hamparan lahan gambut yang dimilikinya. Bahkan menurut data Global Wetlands tahun 2019 yang lalu, ternyata Indonesia memiliki lahan gambut terbesar kedua di dunia dengan luas mencapai 22,5 juta hektar setelah Brazil dengan luas lahan gambut sebesar 31,1 juta hektar.

Lahan gambut sendiri merupakan jenis tanah yang terbentuk dari endapan material organik yang terjadi dalam jangka waktu yang lama dan proses pembusukan yang terjadi di dalam air yang tergenang. Lahan gambut umumnya ditemukan di daerah tropis yang memiliki curah hujan tinggi dan suhu yang panas, termasuk negara kita ini.

Terbentuknya lahan gambut memiliki komposisi tanah yang unik, karena tercipta dari endapan material organik yang terkompresi dengan rapat sehingga membuat tanah gambut memiliki sifat yang berbeda dengan jenis tanah lainnya. Dimana salah satu ciri khas lahan gambut adalah memiliki kandungan air yang tinggi. Tanah gambut juga cenderung memiliki tingkat keasaman yang tinggi dan nutrisi yang rendah. Hal ini menjadikan lahan gambut memiliki kesuburan yang rendah dan tidak cocok untuk pertanian konvensional.

Meskipun begitu, keberadaan lahan gambut ini juga memiliki potensi yang luar biasa bila dimanfaatkan dengan baik, karena pada dasarnya lahan gambut ini mempunyai peranan yang begitu penting bagi kehidupan kita dan juga kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di sekitarnya.

Hal ini juga yang diungkapkan oleh Kak Ola Abas (National Kordinator, Pantau Gambut) yang menjadi narasumber dalam gelaran online gathering untuk anggota #EcoBloggerSquad (EBS) dengan tema “#BersamaBergerakBerdaya Indonesia Merdeka dari Kebakaran Hutan dan Lahan” pada 11 Agustus 2023 yang lalu.


Dalam acara ini, Kak Ola menjelaskan bahwa keberadaan lahan gambut yang kita miliki ini mempunyai peran yang luar biasa untuk kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup yang ada, makanya kita wajib untuk menjaga agar lahan gambut tetap lestari keberadaannya. Nah, adapun beberapa peranan penting dari lahan gambut yaitu sebagai berikut:

1. Mengurangi dampak bencana banjir dan kemarau
Lahan gambut memiliki daya serapnya yang tinggi sehingga membuat gambut bisa berfungsi sebagai tandon air. Dimana gambut dapat menampung air sebesar 450-850 persen dari bobot keringnya. Selain itu, gambut yang terdekomposisi juga mampu menahan air 2 hingga 6 kali lipat berat keringnya.

2. Menunjang perekonomian masyarakat lokal
Keberadaan lahan gambut pun memungkinkan berbagai tanaman dan hewan bisa tumbuh dengan baik dan menjadikan lahan gambut sebagai habitatnya sehingga dapat menjadi sumber pangan dan pendapatan masyarakat sekitar lahan gambut tersebut.

3. Habitat untuk perlindungan keanekaragaman hayati
Lahan gambut mampu menjadi rumah bagi berbagai macam flora dan fauna, karena mereka dapat tumbuh dan tinggal di lahan gambut tersebut dengan baik. Bahkan beberapa jenis flora sangat berguna bagi masyarakat sehingga perlu dibudidayakan. Sementara itu, fauna yang tinggal di lahan gambut berperan penting dalam menjaga keberlangsungan hidup ekosistem gambut lainnya.

4. Lahan gambut menjaga perubahan iklim
Dan yang juga penting, lahan gambut pun mampu menyimpan cadangan karbon yang besar, bahkan lahan gambut mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan yang ada di seluruh dunia. Lahan gambut berperan penting dalam mengatasi perubahan iklim, karena dapat menyerap karbon dioksida yang terdapat di atmosfer.

Selain itu, lahan gambut juga memiliki potensi untuk menjadi sumber energi terbarukan. Dimana lahan gambut kaya akan bahan bakar fosil yang terkandung di dalamnya, seperti gas alam dan minyak bumi. Potensi ini bisa dimanfaatkan dengan teknologi yang tepat untuk menghasilkan energi bersih dan ramah lingkungan.


Namun penting juga untuk kita pahami, bahwa pengelolaan hutan dan lahan gambut juga perlu dilakukan dengan hati-hati. Sebab salah satu masalah yang sering terjadi adalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut yang begitu mudah terjadi. Dimana cara hutan dan lahan gambut ini bisa terbakar seperti berikut ini:
  1. Ketika lahan gambut kering maka sangat rentan terbakar bahkan oleh api kecil atau puntung rokok pun bisa memicu kebakaran hebat.
  2. Kebakaran lahan gambut bisa menyebabkan apinya menyebar hingga ke lapisan gambut yang dalam, bahkan hingga pada kedalaman 4 meter.
  3. Meskipun api di permukaan sudah padam, ternyata api di bagian dalam lahan gambut tidak ikut mudah padam.
  4. Api yang ada di dalam lahan gambut bisa bertahan berbulan-bulan dan bisa menyebar atau menjalar ke tempat lainnya.
Dengan melihat hal ini, maka tidak heran bila kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) gambut kerap kali terjadi di negeri kita tercinta ini, bahkan kebakaran lahan dan hutan tersebut dilakukan dengan sengaja oleh “oknum” yang ingin memanfaatkan hutan dan lahan gambut untuk kepentingan mereka sendiri namun mengabaikan dampak bagi orang lain dan juga lingkungan yang ada.

Bahkan Indonesia pernah mengalami kebakaran hutan dan lahan yang sangat serius seperti yang terjadi pada rentang bulan Juli 1997 – Februari 1998 di 24 provinsi dan tahun 2015 yang terjadi di 32 provinsi yang menyebabkan dampak dan kerugian yang sangat luar biasa.

Dimana dari kedua persitiwa kebakaran hutan dan lahan yang pernah terjadi memberikan dampak buruk yang berimbas pada rusaknya lahan, kayu dan hewan banyak yang punah, kecelakaan pesawat yang merenggut ratusan jiwa, sekolah-sekolah terpaksa diliburkan, kabut asap yang mengancam kesehatan hingga ke negara-negara tetangga, dan perekonomian masyarakat pun menjadi lumpuh, dan masih banyak lagi dampak lainnya.

Dampak yang ditumbulkan dari kebakaran hutan dan lahan gambut

Makanya, kita harus hati-hati bila hutan dan lahan gambut ini sudah terbakar, karena akan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem lingkungan yang serius, seperti rantai makanan menjadi rusak, satwa liar masuk ke pemukiman warga, fungsi ekologis hutan gambut rusak, hingga hilangnya keanekaragaman hayati.

Selain itu, kebakaran hutan dan lahan gambut pun menyebabkan kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan manusia, sehingga aktivitas perekonomian terhambat, banyak sekolah yang diliburkan, dan akses transportasi udara terhambat.

Bahkan kebakaran hutan dan lahan gambut pun bisa menghilangkan ruang hidup warga sekitar seperti petani tidak punya lahan garapan dan mereka terpaksa menjadi buruh atau pengangguran. Alhasil perekonomian warga akan menurun.

Dan yang juga mengkhawatirkan dari kebakaran hutan dan lahan gambut ini bisa mempercepat laju perubahan iklim, terjadi anomali cuaca, gagal panen, munculnya virus atau penyakit baru, serta hilangnya dataran pesisir karena adanya penurunan muka tanah.

Jadi bisa dibilang, dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terus terjadi ini akan memberikan dampak buruk yang sangat luas pada berbagai sisi kehidupan kita, sehingga berujung pada kerugian ekonomi negara yang tidak bisa terhindarkan.


Melihat begitu besar dampak buruk dari adanya kebakaran hutan dan lahan gambut ini, maka ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan yaitu:

1. Pencegahan
Seperti orang bijak bilang, jika bisa dicegah itu jauh lebih baik daripada harus memperbaiki setelah terjadi kerusakan. Makanya, penanganan kebakaran hutan dan lahan yang paling efektif adalah dengan melakukan pencegahan sebelum terjadinya kebakaran. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan sosialisasi terkait bahayanya kebakaran hutan, merevisi peraturan perundangan yang berkaitan dengan pemberian perizinan di lahan gambut, serta pengamatan titik rawan kebakaran yang lebih intensif.

2. Pemadaman
Jika sudah terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut, maka upaya yang harus kita lakukan yaitu dengan cepat harus melakukan pemadaman agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar nantinya. Dan untuk proses pemadaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
  • Pembuatan sekat bakar, yakni jalur yang dibersihkan dari bahan bakaran yang sengaja dibuat di wilayah yang rawan terjadi kebakaran untuk mencegah penyebaran api apabila terjadi kebakaran.
  • Pemadaman manual dengan mobil pemadam kebakaran dan tangki air
  • Water bombing, yakni menjatuhkan bom air dari helikopter untuk memadamkan api
  • Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan cara penyemaian garam untuk menciptakan awan hujan di atas area yang terbakar
3. Penanganan pasca kebakaran
Penanganan pasca kebakaran adalah semua usaha, tindakan atau kegiatan yang meliputi inventarisasi, monitoring dan evaluasi serta koordinasi dalam rangka menangani suatu areal setelah terbakar. Penanganan pasca kebakaran dapat dilakukan dengan pembuatan kebijakan mengenai restorasi gambut, melakukan restorasi gambut (rewetting, revegetation, revitalization) yang telah terdegradasi serta monitoring.

Untuk menjalankan upaya tersebut tentulah tidak mudah bahkan masih menjadi PR bagi kita semua, namun semuanya bisa dilakukan asalkan semua pihak mau bekerjasama dalam hal mencegah terjadinya karhutla yang akan mengakibatkan kerugian ekonomi maupun lingkungan ini.

Ya, kunci sukses agar kita bisa merdeka dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di negeri kita tercinta ini adalah dibutuhkan kerjasama semua pihak, mulai dari pemangku kekuasaan yang harus tegas dalam membuat peraturan sehingga memberi sanksi yang tegas, serta dibutuhkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya pembakaran hutan dan lahan gambut, sehingga masyarakat bisa lebih menjaga dan mengelola hutan dan lahan gambut dengan konsep yang berkelanjutan tanpa merusak hutan dan lahan gambut yang ada.

Mari kita bergerak dan berjuang bersama TUFI (Team Up For Impact) https://teamupforimpact.org untuk menjaga hutan dan lahan gambut yang ada agar Indonesia cepat merdeka dari kebakaran hutan dan lahan yang ada. BERSAMA PASTI KITA BISA! :)


10 comments:

  1. Duh jangan deh dibakarin hutan gambut. Pada rusak semuanya. Bisa jadi bencana alam bagi kita.

    ReplyDelete
  2. Aku tu kalau udah musim kemarau atau panas gitu. Suka deg degan Kak. Takut terjadi kebakaran hutan lagi. Soalnya gimanapun indonesia belum terbebas ya dari incaran kebakaran hutan ini. Semoga hutan kita slalu baik baik saja ya begitu dengan lahan gambutnya

    ReplyDelete
  3. Semoga masyarakat semakin teredukasi tentang pentingnya keberadaan lahan gambut dan hutan terhadap lingkungan. Semangat dan saling peduli menghindari kebakaran hutan dan lahan.

    ReplyDelete
  4. Saya paling suka baca tentang hutan, kebakaran hutan dan usaha pelestariannya
    Karena selama ini terkesan gak sexy dan sering gak dianggap sebagai kekayaan Indonesia yang sangat tinggi
    Yang bakal punah karena kebodohan dan kerakusan

    ReplyDelete
  5. Setuju banget kak, lahan gambut perlu dijaga jangan sampai terdampak kebakaran, sebab disinilah habitat beberapa satwa, sayang sih kalo masih ada umat manusia yang gak peduli lingkungan sekitar.

    ReplyDelete
  6. Kala cuaca seterik ini, lahan gambut sudah seperti medan perang. Terpantik api kecil saja bisa memberangus banyak tanaman yang sedang proses mengering. Dulu saya cuma bisa bayangin saat baca lahan gambut. Setelah lihat sendiri seperti apa, saya makin aware dengan pencegahan kebakaran di sekitar.

    ReplyDelete
  7. Hayuuk kita jaga dengan baik hutan dan lahan gambut karena masa depan kita dan generasi selanjutnya jangan sampai tidak bisa melihat hutan lagi

    ReplyDelete
  8. Gambut tuh seperti sekam ya, walau keliatan udah padam ternyata diam-diam masih bisa menghasilkan bara api dan membakar hutan, aduh ngeri juga sih, semoga kita makin peduli hutan

    ReplyDelete
  9. Menurut ku, pencegahan kebakaran hutan gambut harus menjadi fokus bagi pemerintah sih. Terutama pemerintah setempat. Harus ketat dalam pengawasan, jangan sampai oknum yg tidak bertanggung jawab masih saja bebas melakukan hal tercela yg mengakibatkan dampak besar dan luas akibat kebakaran hutan ini.

    ReplyDelete
  10. Indahnya hutan Indonesia ini menjadi sumber kehidupan sekaligus paru-paru dunia. Selain karena luasannya yang luar biasa besar juga lahan gambutnya. Namun, karena pengalihfungsian lahan, maka terjadilah kebakaran hutan yang terus menerus dan sulit untuk dihentikan. Semoga dengan edukasi dan bergerak dari rumah seperti membuat tulisan dan ikut bergabung dengan TUFI, maka karhutla bisa membaik dan menurun intensitasnya.

    ReplyDelete