Cara Menghadapi Disrupsi Telekomunikasi



Zaman terus berkembang, hal ini kian terlihat sangat nyata di era sekarang yang semua serba digital, semua bisa dikontrol dengan mudah melalui kecanggihan teknologi, sehingga semua terasa semakin mudah dan jauh lebih praktis di zaman sekarang ini.

Jika sesaat kita menengok ke belakang. Dulu jika kita ingin menghubungi keluarga atau teman, maka kita biasanya mengirim SMS. Lalu seiring waktu, kita beralih mengirim pesan dengan menggunakan aplikasi BBM, dan kini kita pun ramai-ramai beralih menggunakan aplikasi Whatsapp untuk mengirim pesan baik berupa teks, suara, foto hingga video dengan mudah dan cepat.

Itu hanya salah satu contoh perubahan drastis yang sudah kita rasakan tentang bagaimana perubahan yang terjadi dalam teknologi komunikasi yang ada. Bahkan masih banyak kali perubahan lain yang sudah kita rasakan. Ya, semua perubahan tersebut terjadi begitu cepat.

Nah, melihat contoh kasus seperti di atas, maka perusahaan telekomunikasi yang ada harus cepat beradaptasi dalam menghadapi disrupsi teknologi yang terjadi. Untuk itu, maka beberapa hari yang lalu (05/02/20), Indonesia ICT Institute menggelar sebuah seminar yang bertajuk “Disrupsi Telekomunikasi: Beradaptasi atau Tenggelam” di Balai Kartini – Jakarta.
Seminar Disrupsi Telekomunikasi dengan narasumber Bapak Heru (Tengah) - Bapak Nonot (Kanan) dan Moderator (Kiri)
Dan hadir sebagai pembicara pada seminar ini yaitu ada Bapak Heru Sutadi selaku Direktur Eksekutif ICT Institute dan Bapak Nonot Harsono selaku Pengamat Telekomunikasi yang menjelaskan tentang disrupsi telekomunikasi yang terjadi saat ini.

Disrupsi Telekomunikasi Tidak Dapat Dihindari

Disrupsi telekomunikasi merupakan suatu kondisi dimana terjadi perubahan yang mendasar pada perkembangan telekomunikasi yang ada dari kondisi sebelumnya, sehingga membawa banyak perubahan tentang bagaimana kita berkomunikasi.

Dan disrupsi ini terjadi seiring berkembangnya teknologi yang ada, dimana kecanggihan teknologi menghadirkan perubahan yang semakin memudahkan hidup kita, namun hal ini perlu diwaspadai juga agar kita jangan pernah terlena untuk selalu berinovasi, sebab perkembangan teknologi semakin hari semakin canggih, sehingga menuntut kita juga untuk semakin kreatif dalam menerapkannya dalam lini kehidupan ini.

Dan perlu kita sadari, bahwa disrupsi ini dapat terjadi kapan saja, pada sektor apa saja, bukan hanya pada telekomunikasi saja, dan pengaruhnya terhadap organisasi tradisional bisa menjadi sangat signifikan. Maka, transformasi digital menjadi sebuah keniscayaan.
Bapak Heru menjelaskan tentang bagaimana disrupsi telekomunikasi
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Heru Sutadi selaku Direktur Eksekutif ICT Institute bahwa disrupsi teknologi mengancam keberlangsungan operator telekomunikasi, namun disrupsi tidak bisa dihindari, sebab hal ini tetap akan terjadi, maka diperlukan strategi yang jitu agar bisa tetap bertahan.

Dimana contoh kasusnya yaitu bisnis legacy seperti voice dan SMS tidak lagi bisa diandalkan dan mulai tergantikan oleh layanan teknologi digital baru over-the-top (OTT). Dan ini salah satu kenyataan bahwa disrupsi telekomunikasi yang begitu nyata dalam keseharian kita saat ini.

Ya, kini penggunaan SMS semakin menurun, sebab orang-orang kini beralih menggunakan aplikasi pengiriman pesan (seperti whatsapp) yang jauh lebih praktis, mudah dan juga jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya kirim SMS yang mahal dan juga terbatas.

Maka dengan melihat terjadinya disrupsi telekomunikasi yang seperti dicontohkan di atas, maka operator telekomunikasi harus melakukan berbagai upaya agar bisa tetap bertahan dan tumbuh menjadi semakin bagus lagi ke depannya.

Cara Menghadapi Disrupsi Telekomunikasi

Dengan terjadinya disrupsi teknologi yang ada, maka juga mengubah banyak hal, mulai dari bisnis, kompetisi, adopsi dan inovasi teknologi, hingga perubahan organisasi yang ada. Untuk itu, hal ini menuntut kita untuk selala mawas diri, agar tidak terjebak dalam kondisi yang merugi.
Disrupsi pasti akan terjadi, maka harus dihadapi
Maka Bapak Heru pun lebih lanjut menguturkan agar hal ini perlu diwaspadai dengan serius oleh operator komunikasi, sebab disrupsi telekomunikasi ini tidak bisa dihindari, dan harus dihadapi oleh operator telekomunikasi dengan sikap yang cerdas.

Nah, menurut Bapak Heru, supaya tetap bertahan dan bertumbuh, maka operator telekomunikasi perlu melakukan transformasi yang bertumpu pada tiga aspek, yakni:
  1. Merumuskan kembali visi dan kepemimpinan diperlukan sebab transformasi digital memerlukan lebih dari sekadar meningkatkan bisnis dengan teknologi digital, tapi juga memerlukan pemikiran ulang melalui visi dan restrukturisasi seluruh logika bisnis suatu organisasi. 
  2. Melakukan inovasi dan adopsi teknologi baru menjadi kaharusan, sebab dengan langkah ini maka kita bisa terus berpacu untuk terus sesuai tuntutan zaman dan arus teknologi yang terus berkembang pesat. 
  3. Melakukan transformasi organisasi dan budaya digital agar organisasi bisa tetap relevan dan kompetitif, sehingga mampu mengikuti perkembangan digital yang ada.
Ketiga hal ini perlu dikakukan agar perusahaan telekomunikasi dapat tetap tangguh berdiri di tengah gempuran disrupsi teknologi yang terus terjadi saat ini. Maka terus melakukan transformasi di berbagai sektor ini menjadi keharusan agar tidak tergilas oleh disrupsi yang terjadi.
Bapak Nonot menjelaskan tentang atmosfir disrupsi mengancam industri telekomunikasi
Dan lebih lanjut, Bapak Nonot Harsono selaku Pengamat Telekomunikasi juga mengungkapkan bahwa, transformasi digital bagi operator telekomunikasi lebih dari sekadar menjalankan bisnis dengan teknologi digital, karena memerlukan adaptasi proses, sistem, dan budaya organisasi.

Untuk itu, diakui oleh Pak Nonot bahwa sangat penting bagi para operator telekomunikasi untuk melakukan transformasi bisnis mereka agar menjadi trusted-partner dalam ekosistem digital ini, sehingga bisa tetap bertahan dalam menghadapi disrupsi tekelomunikasi yang ada.

“Transformasi operator telekomunikasi harus dimulai dengan perubahan mindset, transformasi dari layanan konvensional menjadi solusi digital, serta efisiensi organisasi yang berfokus menjawab kebutuhan pelanggan secara spesifik, dan bertindak secara lebih cepat,” Ujar Pak Nonot.

Dan menurut Bapak Nonot, bahwa transformasi operator telekomunikasi ini bisa diupayakan dengan melakukan beberapa langkah berikut ini, yaitu:    
  1. Kelola networks dengan teknologi terkini, yaitu dengan manfaatkan machine-learning untuk tingkatkan efficiency dan juga harus menggunakan software terbaru untuk kinerja yang lebih baik.
  2. Digitalisasi operasional bisnis & puaskan pelanggan dengan melakukan automasi dan penyederhanaan di sisi back-office, menghadirkan digitalisasi pada divisi customer-support, serta melakukan predictive analytics pada divisi marketing dan sales.
  3. Memulai transformasi menuju ‘Digital Company’ dengan membentuk mind-sets baru dan merombak organisasi dengan konsep terkini yang bisa fokus pada eksekusi tahapan yang telah dibuat. 
Maka dengan upaya tersebut, diharapkan perusahaan telekomunikasi bisa tetap bertahan dan tumbuh menjadi semakin maju, sebab disrupsi yang terjadi hanya bisa hadapi dengan terus melakukan transformasi digital yang kian inovatif.

Nah, dengan terjadinya disrupsi telekomunikasi ini, maka mendorong semakin tingginya adopsi digital di seluruh segmen pelanggan. Disrupsi dapat menjadi ancaman yang cukup berat, namun juga membuka peluang bagi operator telekomunikasi untuk mempercepat transformasinya yang berfokus pada penyediaan layanan digital bagi konsumen dan pelaku bisnis.

Selain itu, transformasi tersebut juga sangat bergantung pada kemampuan operator telekomunikasi dalam merespon perubahan. Untuk itu, Perusahaan telekomunikasi harus lebih fokus menyediakan layanan-layanan yang simple dan mudah digunakan dengan memanfaatkan teknologi digital. Jika tidak, maka perusahaan telekomunikasi nantinya beresiko menjadi hanya sebagai penyedia komoditas murah dan mudah tergantikan.

Maka dengan melihat disrupsi telekomunikasi yang terjadi saat ini, mau tidak mau, suka tidak suka, para operator komunikasi harus terus berupaya melakukan transformasi dan inovasi seperti yang sudah disarankan di atas jika ingin tetep bertahan, sebab jika abai, maka tenggelam dan karamlah yang akan terjadi.

Namun saya pribadi sangat berharap, agar semua perusahaan telekomunikasi yang ada tidak pernah lelah untuk terus berjuang dalam menghadapi disrupsi telekomunikasi dengan terus menghadirkan transformasi dan inovasi-inovasi terbaru agar terus berkembang dan maju.

No comments:

Post a Comment