KJSA 2019 Hadirkan Lomba Karya Sains Anak Nasional Berbasis Digital




Saya percaya, bahwa setiap anak terlahir dengan potensi dan minatnya masing-masing, dan tugas orang tua adalah menangkap potensi yang ada pada diri buah hatinya, lalu mengarahkannya dengan bijak supaya potensi yang ada pada diri anak bisa terekspose dengan baik.

Dan cara membimbing anak untuk mengenali potensi dirinya memang harus dilakukan sejak dini, yaitu mulai dari mereka duduk di bangku sekolah dasar atau menengah, karena di masa ini merupakan “periode emas” bagi anak-anak karena memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar, berfikir kritis dalam menyikapi permasalahan yang ada di sekitarnya.

Memanfaatkan momentum “periode emas” ini, sudah selayaknya kita memberikan stimulasi dan keterampilan sebagai proses latihan kepada mereka agar terlatih mengenali dan tanggap terhadap segala permasalahan di lingkungan sekitar, dan mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut dengan pendekatan ilmiah.

Sejalan dengan itu, perkembangan teknologi saat ini juga terus maju sehingga diharapkan anak-anak juga bisa memanfaatkan teknologi ini dalam membuat karya ilmiah untuk menjawab permasalahan yang ada disekitarnya dengan cara-cara kreatif sehingga mendorong mereka menjadi inovator yang membawa perubahan nantinya.

Selain dukungan dan peran para orang tua, hal ini juga tak lepas dari institusi pendidikan dan tenaga pengajar di sekolah yang juga punya peranan penting dalam mengisi ”periode  emas” usia anak-anak pada era kemajuan teknologi digital saat ini, dengan membimbing dan mengarahkan mereka untuk menguasai teknologi sedini mungkin untuk menyelesaikan permasalahan di sekitarnya.

Dan kini, hadir juga PT Kalbe Farma Tbk yang memberi wadah bagi pelajar usia Sekolah Dasar dan Menengah untuk menghasilkan kreativitas berupa karya sains melalui program Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2019 yang mengadaptasi pemanfaatan teknologi digital dalam penciptaan karya sains tersebut.

KALBE FARMA HADIRKAN KJSA 2019

Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) merupakan sebuah program lomba karya sains yang sengaja dihadirkan oleh PT Kalbe Farma Tbk untuk siswa tingkat sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh Indonesia untuk menantang mereka manfaatan teknologi digital dalam penciptaan karya sains sebagai jawaban dari permasalahan yang ada di sekitar mereka.
PT Kalbe Farma Tbk memberikan wadah bagi anak bangssa untuk berinovasi melalui teknologi dan sains
Program KJSA ini sendiri merupakan ajang perlombaan karya sains yang selalu diadakan setiap tahun, dan sudah dimulai sejak tahun 2011 selam dan masih berjalan sampai sekarang yang bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap ilmu pengetahuan sejak dini, mendorong anak-anak Indonesia untuk berfikir kritis, menumbuhkan rasa ingin tahu dan tergerak untuk mengembangkan kreativitas dalam bentuk penciptaan karya ilmu pengetahuan. 

Dan melalui KJSA ini juga tentu saja PT Kalbe Farma Tbk ingin mengembangkan budaya inovasi dan kompetisi yang baik antar sekolah-sekolah yang ada di Indonesia agar nantinya diharapkan bisa menstimulasi lahirnya karya-karya sains yang inovatif dari para inovator cilik. 

Namun pada tahun 2019 ini, program KJSA mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun ini, PT Kalbe Farma Tbk meluncurkan Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2019 goes Digital pada kemarin tanggal 18 Juli 2019, yang bertempat di Green House Working Space Multivision Tower, Kuningan – Jakarta Selatan.
Bapak Pree Agusta menjelaskan perjalanan KJSA dari 2011 hingga sekarang
Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Pre Agusta selaku Direktur PT Kalbe Farma Tbk, dalam sambutannya, bahwa KJSA yang merupakan ajang lomba karya ilmiah anak-anak di seluruh Indonesia ini sudah berjalan 8 tahun sejak hadir pertama kali pada 2011 silam.

Dan kini pada tahun 2019, penyelengaraan KJSA mengalami perubahan yaitu KJSA goes Digital yang mengadaptasi perkembangan digital sehingga akan memasukan unsur digital dalam karya sains yang akan dilombakan pada tahun 2019 ini.

Dalaklm acara peluncuran KJSA 2019 ini, Kalbe Farma memulainya dengan menyelenggarakan kick-off berupa talkhow yang menghadirkan para narasumber mulai dari pakar IT, role model pelaku pengajar teknologi digital yang diterapkan untuk menciptakan karya, ketua program KJSA, ketua juri dan salah satu pengalaman alumni KJSA.

Dimana acara talkshow sendiri dibagi dalam dua sesi, dimana sesi pertama membahas tentang bagaimana pengaruh perkembangan teknologi digital yang ikut mempengaruhi dunia sains, dan mendengarkan kiprah inspirasi dari seorang pegiat pendidikan yang sudah mulai mendorong penerapan digital terhadap karya sains pada anak didik dan mampu berprestasi mengharumkan nama Indonesia.
Talkshow 1 (Kiri - Kanan): Bapak Onno - Bapak Dewis - Ibu Asta
Untuk mengupas hal tersebut, tampak hadir sebagai narasumber yaitu Bapak Onno W. Purbo, Ph.D selaku Pakar Teknologi Informasi dan sekaligus juga menjadi Dewan Juri KJSA 2019 dan juga Bapak Dewis Akbar yang merupakan seorang pengajar anak-anak tentang Teknologi Informasi & Pendiri Lab Komputer Mini, dan dipandu oleh Ibu Asta Dewanti sebagai moderator.

Dimana melalui kesempatan ini, Bapak Onno menjelaskan tentang bagaimana pengaruh perkembangan teknologi digital terhadap dunia sains dan memberikan beberapa contoh bagaimana mengaplikasikan teknologi dan pemrograman yang sederhana untuk anak-anak Sekolah Dasar. 

Sedangkan Bapak Dewis membahas tentang pengalaman beliau saat memperkenalkan dan mengajarkan karya sains berbasis digital dengan coding dan pemrograman kepada murid-muridnya di Garut, dan beliau pun akhirnya bisa membuktikan bahwa anak-anak Garut pun bisa meraih prestasi dalam hingga luar negeri jika diberikan kesempatan dan pendidikan yang tepat.

Dan penerapan teknologi di bidang sains ini bisa diterapkan dalam berbagai lini kehidupan kita, sebagai contohnya, telah dibuat oleh salah satu alumni KJSA, yaitu Ahmad Fauzy yang menciptakan alat perontok jagung karena ingin memudahkan para petani jagung di Gunung Kidul.

Jadi diharapkan anak-anak bisa melihat permasalahan di sekitarnya, dan kemudian mencarikan solusi melalui penarapan teknologi dan sains sebagai jawabannya. Hal ini juga yang dilakukan oleh Fira Fatmasiefa yang merupakan Alumni KJSA 2011 yang berhasil membuat wet alarm or baby, yaitu sebuah alat yang berfungsi untuk memberitahukan kepada orang tua bayi jika bayinya pipis, supaya bisa segera menggantikan pakaian bayi sehingga bayi tidak sakit.
Senang saya bisa foto bareng Fira yang merupakan alumni KJSA 2011 dengan segudang prestasi ini
Dan selepas Fira meraih juara di KJSA perdana waktu itu, Fira terus melukiskan banyak prestasi hingga saat ini dengan menjuarai banyak lomba baik dalam hingga luar negeri terutama di bidang sains ini, bahkan saat ini Fira sudah diterima di sebagai mahasiswa di Jurusan Astrofisika di University of California, Berkeley. Selamat ya Fira. :)

Oh iya, di acara ini sekaligus dilaunching Ibu Melina Karamoy selaku Head of Corporat Communication Sustainability PT Kalbe Farma Tbk meluncurkan buku KJSA yang berjudul “Membuat Karya untuk Hidup Lebih Baik” yang memuat tentang kumpulan karya peneliti cilik yang berisi catatan perjalanan KJSA dari sejak awal tahun 2011 hingga 2018.
Peluncuran buku kumpulan karya peneliti cilik Indonesia KJSA 2011 - 2018
Dimana dibuku ini berisi beragam karya sains yang lolos sebagai finalis dalam ajang KJSA. Bukan hanya menyajikan penjelasan mengenai karyanya, melalui buku ini kita juga akan diajak menyelami proses kreatif di baliknya, bahkan setiap karya juga dilengkapi dengan fakta-fakta unik yang akan menambah pengetahuan kita.

KJSA 2019 Hadir dengan Wajah Baru

Seperti yang sudah disinggung di atas bahwa KJSA 2019 kini mengusung konsep goes digital, dan hal ini juga dijelaskan oleh Bapak Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M. Eng., Ph.D selaku Peneliti Utama / Profesor Riset di Pusat Penelitian Fisika LIPI dan Ketua Juri KJSA 2019.

Dimana menurut beliau, bahwa KJSA 2019 ini membawa tagline KJSA goes Digital sehingga pada tahun ini, KJSA akan menjadi wadah lomba karya sains yang mengadaptasi pemanfaatan teknologi digital dalam penciptaan karya sains tersebut.
Talkshow 2 (Kiri - Kanan): Ibu Melina - Fira - Bapak Nurul - Ibu Asta Dewanti
Adapun kategori karya sains yang dilombakan untuk tingkat sekolah dasar kelas 4-6 dan tingkat SMP kelas 7-9 berupa produk atau alat yang di dalamnya sudah menerapkan teknologi digital atau ada potensi dikembangan menerapkan teknologi digital dengan ruang lingkup teknologi digital tidak dibatasi, mulai dari penggunaan alat bantu yang termasuk komputerisasi (tombol, sensor, remote, chip, micro-controler, micro-bit, raspberry pi, dl), automatisasi, programming dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk ide karya sains diciptakan atas permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar dan memberikan solusi melalui karya sains tersebut. Dan didang karya sains dapat berasal dari IPA, teknologi terapan, tidak termasuk bidang-bidang sosial.

Nah, buat adik-adik yang mau ikut program KJSA 2019 ini, maka bisa membaca baik-baik persyaratannya sebagai berikut:
  • Peserta adalah siswa/i SD kelas 4-6  dan SMP kelas 7-9 ketika mendaftar
  •  Perorangan / idividu (1 orang)
  • Mendaftarkan karya sains sesuai bidang yang ditentukan (IPA dan teknologi terapan). Karya sains yang didaftarkan dapat berupa karya yang sudah jadi atau rancangan karya yang dapat direalisasikan pada saat presentasi.
  • Karya sains/rancangan yang dibuat sudah menggunakan teknologi digital atau ada potensi dikembangkan menggunakan teknologi digital
  • Merupakan karya sendiri  dan belum memenangkan lomba sejenis pada tingkat nasional
  • Didaftarkan atas nama sekolah atau lembaga lain (bimbingan/kursus)
  • Karya sains yang terpilih sebagai finalis akan mendapat pembimbingan (mentoring) untuk diberikan perbaikan/penyempurnaan
  • Pendaftaran karya sains/rancangan harus mengikuti template yang disediakan panitia,  dapat dilengkapi gambar/foto/video.
  • Karya sains /rancangan dikirim ke ke alamat panitia secara elektronik (melalui email atau registrasi online).
Nantinya, seluruh hasil karya sains akan dinilai oleh dewan juri berdasarkan ide, latar belakang permasalahan yang dihadapi, solusi yang diberikan dalam menjawab permasalahan, inovasi/kebaruan/keunikan, serta manfaat dari karya tersebut.
Salah satu karya sains yang pernah dibuat oleh Bapak Dawis dan murid-muridnya
Dari seluruh peserta, nantinya dewan juri hanya akan memilih 20 finalis yang terdiri dari 10 finalis SD dan 10 finalis SMP. Dan ke-20 finalis terpilih ini akan mendapatkan mentoring atau pembimbingan oleh mentor yang ditunjuk oleh panitia.

Kemudian, setelah proses mentoring dilakukan, maka masing-masing finalis harus membuat video tanpa edit tentang karya sains yang dibuat, dan dari 20 finalis ini nantinya akan dipilih menjadi 10 pemenang saja yaitu 5  pemenang SD dan 5 pemenang SMP melalui penilaian video karya sains dan tanya jawab jarak jauh oleh tim juri.

Dan ke-10 pemenang ini akan diundang ke Jakarta untuk menerima hadiah berupa uang bernilai puluhan juta rupiah sebagai berikut:
        Juara 1: Masing-masing Rp 15 juta untuk SD dan SMP
        Juara 2: Masing-masing Rp 12,5 juta untuk SD dan SMP 
        Juara 3: Masing-masing Rp 10 juta untuk SD dan SMP     
        Juara 4: Masing-masing Rp 7,5 juta untuk SD dan SMP    
        Juara 5: Masing-masing Rp 7,5 juta untuk SD dan SMP    

Hadiahnya sungguh fantastis ya, semoga dengan melihat hadiah ini membuat adik-adik semakin terpacu semangatnya untuk mengikuti KJSA 2019 yang pendaftarannya sudah dibuka mulai 18 Juli 2019 dan akan berakhir sebelum tanggal 15 September 2019.

Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran lomba KJSA 2019, apa saja syarat daftarnya, siapa juri-jurinya, dan informasi lainnya, teman-teman bisa cek di www.kalbe-kjsa.com atau email ke kjsa@tempo.co.id atau bisa hubungi nomor telephone 021-5360409 (Ext.314). 


No comments:

Post a Comment