Menguak Kisah Sukses Kartini Milenial Go Ekspor



“Habis Gelap, Terbitlah Terang” begitulah judul sebuah buku dari kumpulan surat-surat yang ditulis oleh RA Kartini. Surat-surat tersebut kemudian dibukukan oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht yang memiliki arti secara harfiah “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”.

Dan hal itu benar adanya, sosok Kartini telah mampu mengubah kegelapan dan menghadirkan cahaya bagi banyak orang, terutama bagi para wanita di Indonesia. Kartini berjuang pantang menyerah demi kesetaraan kaum wanita dan pria, sehingga menjadikannya sebagai pahlawan emansipasi bagi kaum perempuan di negeri ini.

Semangat juang Kartini muda masa itu, hingga kini tak pernah padam, justru terus membangkitkan semangat kaum wanita masa kini untuk mengikuti jejaknya, untuk terus berani menggelorakan segala kemampuan diri untuk terus belajar dan berkarya semaksimal mungkin.

Namun sejatinya, perjuangan RA Kartini bukan hanya fokus pada emansipasi wanita saja, namun beliau pun punya peran penting dalam menggerakkan kemajuan ekonomi lokal melalui kerajinan ukir Jepara hingga bisa menembus pasar Eropa.

Dan berkat kegigihan dan semangat wirausaha RA Kartini Go Global tersebutlah yang akhirnya turut membangkitkan daya juang para pelaku usaha wanita di Indonesia untuk terus maju, dengan terus menjangkau pasar yang lebih luas hingga mancanegara, sebab kini sudah saatnya Kartini milenial Go Ekspor.


BNI Xpora Dukung Kartini Milenial Go Ekspor

Pada dasarnya, banyak wanita Indonesia yang memiliki talenta dengan aneka karya yang luar biasa. Namun tidak sedikit dari mereka yang belum tahu bagaimana caranya agar karya-karya mereka bisa dilirik oleh pasar domestik hingga bisa diekspor ke luar negeri.

Menyadari betapa pentingnya hal ini, maka PT Bank Negara Indonesia (BNI) merasa terpanggil untuk hadir secara langsung untuk memberi dukungan bagi para pelaku usaha yang ada di Indonesia, agar usahanya bisa semakin tumbuh maju, baik di dalam negeri hingga ke mancanegara.

Dan salah satu dukungan BNI tersebut tercermin dengan terselenggaranya acara Kartini Milenial Go Ekspor “Kreatif Ubah Kertas Daur Ulang Menjadi Produk Ekspor Nusantara” yang diadakannya bersama Komunitas Ayo Naik Kelas dan Rumah BUMN BNI di BNI Xpora Jakarta Smesco Indonesia pada 19 April 2022 yang lalu.


Saya pribadi merasa sungguh beruntung bisa ikut hadir dalam kegiatan ini, karena ternyata acara ini sungguh luar biasa, bukan hanya kemasan acaranya saja yang menarik, namun saya pun jadi mendapat ilmu dan pengalaman baru dari berbagai narasumber yang hadir dalam acara ini.

Acara yang dihadiri oleh para blogger dan vlogger ini langsung menarik perhatian, karena dibuka dengan alunan musik biola yang dipersembahkan oleh pemuda berbakat asal Bandung, Raiguna Sonjaya yang membawakan lagu Ibu Kita Kartini, sehingga membuat susana acara terasa lebih syahdu.

Dan acara ini bukan hanya digelar secara offline, namun juga disiarkan secara live streaming melalui youtube Rumah BUMN BNI ini sehingga bisa ditonton oleh masyarakat luas, sekaligus menjadi rangkaian dari peringatan Hari Kartini yang biasanya dirayakan pada setiap tanggal 21 April setiap tahunnya.

Diharapkan, melalui momentum ini, semangat juang Kartini muda pada saat itu tetap bisa diwarisi oleh para Kartini milenial masa kini, untuk terus maju mengembangkan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal agar bisa semakin mendunia.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Bapak Muhammad Iqbal selaku Direktur Bisnis UMKM BNI bahwa “Melalui kegiatan hari Kartini yang dikemas secara berbeda tentang peran RA Kartini untuk UMKM ini, BNI ingin berbagi semangat dan mendorong generasi muda Indonesia untuk menjadi Kartini masa kini yang mampu melihat peluang usaha di daerahnya masing-masing dan mengembangkannya usaha tersebut hingga go global bersama BNI Xpora.”

Maka untuk mewujudkan hal tersebut, Bapak Iqbal berujar bahwa BNI akan terus berupaya untuk menghadirkan berbagai inovasi dan layanan agar mudah diakses oleh semakin banyak UMKM, sehingga bisa mendorong UMKM yang ada untuk go ekspor.

Selain itu, terselenggaranya acara ini, ternyata sekaligus bertujuan untuk mendukung gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia serta penyelenggaraan G20 (Group of Twenty) yang diadakan di Indonesia pada tahun 2022 ini.

Alunan musik dari biola Raiguna Sonjaya bikin suasana terasa lebih meriah

Maka dari itu, acara yang dipandu oleh Mas Syahrindra Sofyan sebagai host ini benar-benar seru, dikemas begitu menarik dengan menghadirkan berbagai rangkaian acara, yaitu ada sharing session seputar Salam Rancage, SmesHub Indonesia, BNI Xpora, dan juga ada fashion show dari Saung Batik Wdrupadi serta dimeriahkan persembahan musik biola oleh Raiguna Sonjaya sehingga membuat suasana acara menjadi semakin meriah.


Salam Rancage: Menganyam Harapan Untuk Hidup yang Lebih Baik 

Sesuai dengan tema inti dari acara ini, Kartini Milenial Go Ekspor “Kreatif Ubah Kertas Daur Ulang Menjadi Produk Ekspor Nusantara” maka hadir dalam acara ini Mba Aling Nur Naluri Widianti dari Komunitas Salam Rancage yang membagikan kisah inspiratifnya tersebut.

Ya, sosok Aling Nur Widianti bisa dibilang merupakan salah satu Kartini masa kini, berkat kegigihannya, ia mampu membawa banyak perubahan yang luar biasa, baik bagi masyarakat maupun lingkungan di sekitar tempat ia tinggal.

Mba Aling salah satu sosok Kartini Milenial Masa Kini - Doc. BNI Xpora

Berawal dari Gang Abdul Kodir – Bogor pada tahun 2012, daerah padat penduduk yang ada di pinggiran sungai. Mba Aling mencoba memberdayakan ibu rumah di sekitarnya untuk berkarya dan berkreativitas mendaur ulang sampah kertas koran menjadi berbagai produk, mulai dari aneka produk dekorasi rumah hingga suvenir.

Hal ini didasari oleh rasa prihatinnya akan kondisi lingkungan di sekitarnya yang banyak sampah, "rasa peduli saja tidak cukup namun butuh kontribusi nyata". Hal itulah yang membuatnya terpanggil untuk terjun langsung untuk mengubah sampah dan barang-barang bekas tersebut menjadi barang daur ulang yang punya nilai lebih.

“Di sekitar saya tinggal tidak ada hutan yang bisa diambil kayu atau rotan untuk dijadikan sumber kreativitas, justru yang melimpah itu barang-barang bekas, termasuk salah satunya yang paling banyak itu adalah kertas.” Ujar Mba Aling.

Makanya, kerajinan yang dibuat saat ini masih didominasi oleh barang daur ulang dari kertas koran. Kertas koran pada dasarnya terbuat dari serbuk kayu, makanya ketika dipilin dan dianyam itu sangat mudah untuk disulap menjadi barang-barang kerajinan yang bernilai tinggi secara ekonomi, seperti: kotak pensil, tempat tisu, box laundry, tikar, sajadah, dan lain sebagainya.

Ini beberapa contoh hasil karya dari komunitas Salam Rancage Bogor

Lebih lanjut diakui Mba Aling, bahwa di sisi yang lain, langkah ini juga sekaligus memberikan nilai penghargaan, apresiasi yang tinggi kepada para anggota Salam Rancage, atas usaha mereka yang tidak main-main, mereka belajar sungguh-sungguh dalam waktu yang lama, dan ketekunan mereka akhirnya bisa menghasilkan aneka produk yang luar biasa.

Meskipun tidak dipungkiri, untuk sampai di titik ini tentu bukanlah perjalanan yang mudah, sudah banyak jatuh bangun yang dilaluinya. Namun, berkat kegigihan dan keinginannya yang kuat untuk mengurangi sampah yang ada dan memberdayakan para perempuan untuk bisa berkarya, maka hal itulah yang membuatnya pantang untuk menyerah.

Hal itu jualah yang tercermin dari nama Salam Rancage, yaitu Salam yang diambil dari singkatan Sekolah Alam, sedangkan Rancage merupakan kata dalam bahasa Sunda yang memiliki arti kreatif atau terampil. Jadi, bisa dibilang Salam Rancage ini menjadi sebuah wadah atau sekolah alam untuk mengasah kreatifitas dan keterampilan khususnya untuk para perempuan.

Untuk itu, Mba Aling mengatakan bahwa “Perjuangan kami memiliki benang merah dengan perjuangan Ibu Kartini, sama-sama berjuang untuk meningkatkan martabat kaum perempuan, dari mereka yang tadinya dipandang sebelah mata karena mereka hanya Ibu rumah tangga atau pekerja biasa lainnya, namun kini foto dan cerita mereka telah sampai hingga ke luar negeri.”

Maka dari itu, Mba Aling menilai bahwa kegiatan ini adalah menganyam harapan, yaitu ketika mereka yang awalnya tidak bisa apa-apa berubah menjadi pengrajin, dan hasil karya mereka diapresiasi hingga skala global, maka itu melahirkan perubahan yang luar biasa, membawa banyak manfaat dan juga harapan baru untuk diri dan lingkungan mereka yang lebih baik lagi.

“Jadi ini bukan hanya sekadar menganyam kertas koran menjadi barang-barang cantik, tapi menganyam harapan mereka untuk hidup yang lebih baik lagi.” Ujar Mba Aling.

Ya, bukan hanya materi yang bisa mereka dapat, namun dari sini para anggota komunitas Salam Rancage juga bisa mendapatkan manfaat lain, seperti menjadi pribadi yang lebih sabar, tekun, lebih kreatif, lebih berani, lebih percaya diri dalam menjalani kesehariannya.

Berbekal hal tersebut, maka membuat para perempuan dari Salam Rancage ini terus berinovasi, turut berkontribusi pada lingkungan dengan saling bekerjasama untuk mengubah kampung menjadi lebih baik. Lahan-lahan kosong dan pekarangan rumah ditanami sayur dan aneka buah, sehingga membuat lingkungan menjadi lebih bersih, tertata rapi, asri dan hijau.

Pasar Dongko menjual hasil kebun yang melimpah - Doc FB Salam Rancage

Nah, setelah mereka kompak berkebun, ternyata hasil kebun ini cukup melimpah, sehingga lahirlah Pasar Dongko (Dagangan Orang Gang Kodir) untuk menjual hasil kebun tersebut kepada masyarakat luas. Dan menariknya, pasar ini ternyata punya misi yang bagus, yaitu bukan hanya sebagai tempat menjual hasil kebun mereka saja, tapi sekaligus digunakan untuk mengedukasi masyarakat lainnya agar tidak membuang sampah sembarangan, terlebih ke sungai.

Dan selama perjalanan Pasar Dongko hingga sekarang, mereka sangat berkomitmen untuk menjaga lingkungan bebas plastik, makanya semua dagangan mereka dibungkus menggunakan daun. Begitu juga ketika pandemi hadir, Pasar Dongko pun mengubah sistem penjualannya menjadi online. Namun supaya jualannya tetap tidak menggunakan plastik, maka mereka menggunakan rantang untuk mengantar pesanan pelanggan, nanti rantangnya dibawa balik lagi sama kurir, yang mana kurir ini adalah para suami mereka yang kena PHK saat pandemi. Jadi, suami mereka pun mendapatkan penghasilan dari  pekerjaan ini.

Hal ini menunjukan betapa besar efeknya dari berkarya, bahwa ketika perempuan berkarya, maka bisa mengguncang dunia. Untuk itu Mba Aling berujar bahwa “Saya percaya, setiap perempuan berhak memberi manfaat, berhak bermartabat, dan berperan untuk kehidupan yang lebih berarti, saya percaya bahwa setiap perempuan adalah jiwa yang hebat.”

Dan jujur, mendengar kisah Mba Aling dengan komunitas Salam Rancage ini sungguh luar biasa dan sangat inspiratif banget, ini menunjukan bahwa tidak ada yang mustahil, ketika usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka hasil yang indah pasti akan didapatkan.

Dari sini kita sama-sama belajar, bahwa sampah tak selamanya sampah, sampah bisa berubah menjadi benda yang istimewa, sampah bisa mengubah hidup menjadi lebih baik, dan dari sampah kita pun bisa mendulang berkah, selama kita kreatif dan mau terus berkarya.


SMEsHub Indonesia dan BNI Xpora untuk UMKM

Pada acara Kartini Milenial Go Ekspor ini dihadiri juga oleh Mas Lutpi Ginanjar yang merupakan anak muda yang mendirikan platform digital SMEsHub Indonesia, dan ada juga Mas Genio P. Hardianto dari BNI Xpora Jakarta yang sharing tentang bagaimana peran mereka untuk UMKM Indonesia.

Mas Genio menjelaskan tentang inovasi digital BNI untuk mendukung UMKM

Pada kesempatan ini, Mas Genio membahas tentang bagaimana inovasi digital BNI hadir untuk mendukung UMKM Indonesia agar bisa lebih produktif, mampu memaksimalkan penggunaan teknologi digital, hingga bisa menembus pasar global.

Hal ini perlu dilakukan, mengingat UMKM Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, baik dari yang korporasi, komersial, kecil, sampai yang mikro. Bahkan diprediksi kontribusi ekspor UMKM Indonesia bisa mencapai 21,6% pada tahun 2024 mendatang.

Selain itu, nantinya diperkirakan juga ada sekitar 500 ribu UMKM baru yang siap ekspor produk mereka ke luar negeri. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil, karena untuk menjadi eksportir saat ini bukanlah hal yang sulit, seiring dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini.

Maka untuk membantu memajukan UMKM ini, BNI Xpora memberikan kesempatan bagi UMKM untuk bergabung dengan Xpora melalui 2 cara, yaitu: 
  • Datang langsung kantor Xpora Hub yang ada di 7 kota seperti Jakarta, Solo, Surabaya, Bandung, Denpasar, Medan dan Makassar 
  • Buka layanan digital Xpora dengan mengunjungi websitenya di www.xpora.bni.co.id.
Kehadiran BNI Xpora ini salah satu tujuannya adalah untuk memberikan jawaban dari tantangan yang dihadapi oleh UMKM saat ini. Dimana beberapa tantangan yang biasa dihadapi oleh UMKM saat ini seperti: Daya saing produk, prosedur ekspor dan lisensinya, solusi pembiayaan dan transaksi, akses ke pasar global, hingga kemampuan digital yang belum mempuni.

Nah, menjawab semua tantangan tersebut, maka BNI Xpora telah siap menjadi platform bagi UMKM Indonesia untuk go global melalui beragam fitur dan solusi terbaik, mulai dari cek level bisnis, solusi ekspansi bisnis, sistem digital UMKM, solusi pendanaan, inspirasi, legalitas, solusi pengelolaan keuangan, hingga forum UMKM. 

Selain itu, BNI juga sudah memiliki 6 kantor cabang BNI di luar negeri, seperti di Singapura, Hongkong, Seoul, Tokyo, London & New York yang akan mendukung hal ini. Kemudian, BNI Xpora juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan pelatihan dan edukasi bagi kemajuan UMKM.

Beberapa contoh hasil karya UMKM yang bergabung dengan BNI Xpora

Diakui oleh Mas Genio bahwa “Jika UMKM butuh pelatihan pendampingan, maka kami siap membantu, karena kami sudah bekerjasama dengan banyak pihak, seperti Smesco, Bangga Buatan Indonesia, berbagai Universitas, dan juga PPI. Bahkan saat ini yang sedang berjalan, kita bersama PPI di Malang mengadakan pendampingan untuk 30 UMKM selama 8 bulan sampai mereka siap ekspor.”

Begitu juga untuk pelatihan yang lainnya, seperti tentang cara pencatatan keuangan, pengurusan perizinan, dan lain sebagainya, semua akan diberikan pelatihan dan pendampingan oleh BNI Xpora, sehingga pelaku UMKM benar-benar siap untuk melakukan ekspor nantinya.

Untuk itu, Mas Genio menegaskan bahwa untuk pelaku UMKM jangan takut meskipun produknya belum siap ekspor, karena BNI Xpora akan bantu memberikan pelatihan dan pendampingan hingga produk tersebut siap untuk di ekspor, karena BNI Xpore memiliki 3 solusi, yaitu:
  1. Go Productive yaitu solusi yang diberikan oleh BNI untuk meningkatkan kapabilitas UMKM melalui program edukasi, pendampingan, dan konsultasi bisnis yang cepat dan berkualitas.
  2. Go Digital yaitu solusi terintegrasi yang diberikan oleh BNI untuk UMKM agar lebih efektif dan efisien dalam menjalankan usaha melalui solusi berbasis digital dan kerjasama dengan para partner terpercaya.
  3. Go Global yaitu solusi yang diberikan oleh BNI untuk UMKM agar dapat mengakses informasi dan peluang pasar yang lebih luas melalui program optimalisasi kantor cabang luar negeri BNI, B2B matchmaking, dan pameran produk ke skala internasional.
Dengan adanya tiga solusi ini, maka diharapkan UMKM di Indonesia tidak lagi takut atau ragu untuk menjual produk yang dimiliki ke pasar yang lebih luas hingga ke mancanegara, karena BNI Xpora merupakan one stop shopping solution BNI untuk pelaku usaha UMKM yang ingin mengembangkan bisnisnya semakin maju.

Diakui Mas Lutpi bahwa kahadiran SMEsHub adalah untuk mendukung kemajuan UMKM Indonesia

Sementara itu, Mas Lutpi Ginanjar selaku founder startup platform digital SMEsHub Indonesia pun turut memberikan sharingnya, tentang bagaimana SMEsHub Indonesia hadir untuk mendukung kemajuan UMKM yang ada di Indonesia.

SMEsHub Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang berhasil masuk dalam Top 30 ASEAN Startup Challenge 2021. Dimana kehadirannya ingin mengajak anak muda untuk bersinergi dengan UMKM agar mampu membawa UMKM Indonesia lebih maju dan berkembang.

Untuk itu, diakui oleh Mas Lutpi bahwa SMEsHub merupakan sebuah on demand platform untuk kebutuhan UMKM dan anak muda. Jadi on demand platform ini dihadirkan untuk menjawab kebutuhan bisnis apapun, semua ada di sini.

“Kami selalu membawa satu campaign yaitu the new era karena kami yang berkecimpung di sini masih tergolong milenials semua, jadi kami ingin membawa UMKM itu pada era baru.” Ujar Mas Lutpi.

SMEsHub Indonesia sengaja menjadi wadah bagi UMKM dan anak muda, karena keduanya sedang buming. UMKM memiliki jumlah dan kontribusi yang besar terhadap produk domestik bruto (PDB), sedangkan ke depan Indonesia akan didominasi oleh kaum muda generasi milenial dan gen Z. Maka SMEsHub Indonesia hadir untuk mengombinasikan UMKM dan anak muda sebagai peluang akselerasi dan juga kolaborasi.

Kehadiran SMEsHub Indonesia ini telah ditandai dengan acara soft launching di Grand Indonesia pada tanggal 25 Maret 2022 yang lalu. Dimana diakui oleh Mas Lutpi bahwa SMEsHub ini merupakan orkestrasi ekosistem yang tentu saja tidak bisa berjalan sendiri, namun membutuhkan kerjasama atau kolaborasi dengan berbagai pihak lain, seperti UMKM, Komunitas, Media, Pemerintah, Swasta, Instansi pendidikan, lembaga keuangan dan lain sebagainya.

Dan lebih lanjut Mas Lutpi menuturkan bahwa "yang membedakan kami dalam mengurusi UMKM itu, kami menggabungkan UMKM yang jago dalam produksi dengan anak muda yang jago marketing dengan teknologi digital saat ini untuk saling bekerjasama. Jadi kami memberikan pelatihan dan pendampingan pada UMKM, begitu juga dengan anak mudanya, sehingga keduanya bisa saling bekerjasama yang sama-sama menguntungkan."

Dalam hal ini SMEsHub menggunakan 4 metode pelaksanaan, yaitu komunikasi dan edukasi yang memungkinkan komunikasi dimanapun dan kapanpun. Selain itu metode kurasi yang menyangkut data profeling dan kualitas produk dan kriteria berdasarkan permintaan. Kemudian ada juga metode Inkubasi yaitu pengembangan produk dan promosi lokal melalui ambassador. Serta ada Metode Transaksi yaitu terkait transaksi lokal dan ekspor.

Untuk memudahkan itu semua, sekaligus untuk menjawab tantangan bisnis bagi UMKM dan anak muda terkait Sumber daya manusia, akses pasar, akses permodalan, regulasi dan perizinan, serta kualitas produk. Maka SMEsHub menghadirkan fitur dan layanan digital sebagai berikut:
  1. Tanya Ahli, yaitu sebuah layanan untuk konsultasi dengan orang yang ahli di bidangnya secara gratis 24 jam melalui chat, video call dan nantinya akan ada metaverse juga.
  2. Beli Layanan, yaitu para pelaku UMKM bisa membeli layanan yang dibutuhkan untuk pengembangan usahanya sesuai dengan hasil konsultasi dengan ahli.
  3. Jadi Pengusaha, yaitu layanan untuk anak-anak muda yang ingin jadi pengusaha, nantinya akan dibina dan dilatih melalui kurikulum yang jelas dan terarah sehingga benar-benar nanti bisa jadi pengusaha yang handal.
  4. Mulai Ekspor, yaitu fitur dengan 3 layanan yang akan diberikan yaitu, layanan data bayur dari seluruh dunia, layanan ekspor skill berupa edukasi peningkatan kemampuan agar bisa melakukan ekspor, dan nanti juga akan dibantu semua proses ekspornya.
  5. Smeshub Academi, yaitu layanan untuk membina anak-anak muda yang senang bikin konten untuk nantinya menjadi KOL atau Influencer yang akan dikolaborasikan dengan UMKM dan saling menguntungkan keduanya.
  6. Smeshub Fun, yaitu layanan untuk membantu UMKM ekspor dengan ditalangin terlebih dahulu uangnya sebelum pembayaran dari client masuk, dan sekaligus memberikan peluang bagi orang yang punya banyak uang untuk membantu UMKM, dimana hasilnya nanti akan sharing profit tanpa bunga.
Dan sejauh ini, SMEsHub ini aktif juga dalam berbagai kegiatan, baik online maupun offline seperti Safari desa, smerart, smspreuner, expert to export, smestalk, smestrade, smestech, smascare, smeshub jalan-jalan, smeshub goes to campus, smeshub award, dan lainnya.

Jadi, dengan adanya SMEsHub ini, maka diharapkan menjadi solusi bagi pembangunan dan pengembangan UMKM dan anak muda di Indonesia. Maka dari itu, bagi UMKM yang ingin maju dan segera Go Export, dan anak muda yang ingin jadi pengusaha, maka bisa memanfaatkan super aplikasi digital ini untuk berkembang semakin maju lagi.


Fashion Show: Pamerkan Karya UMKM Wanita Indonesia

Selain ada sharing ilmu dan pengalaman dari para narasumber di atas, dalam acara Kartini Go Ekspor juga ditampilkan fashion show karya Mba Wisni Indarto yang juga merupakan sosok Kartini Masa Kini, yang mendirikan Saung Batik Wdrupadi yang merupakan brand fashion dari UMKM Wanita Rumah BUMN BNI.

Mba Wisni sosok Kartini muda masa kini yang ingin kain nusantara menjadi tuan di negerinya sendiri

Mba Wisni Indarto sengaja menghadirkan desain pakaian tradisional sesuai dengan misinya, yaitu ingin menjadikan kain nusantara menjadi tuan rumah di negeri sendiri melalui produk fashion ready to wear yang terinspirasi dari tokoh pewayangan Dewi Drupadi yang berparas cantik dan berbudi luhur.

Acara fashion show ini mengusung tema “Klasik, Anggun dan Sporty” dengan menghadirkan koleksi kain batik dan kebaya kutu baru yang dikemas dalam gaya masa kini dan sporty untuk menguatkan jati diri wanita indonesia yang anggun dan berbudaya.

Dan hal itu, tampak jelas dari para model yang berlenggang menggunakan kebaya kutu baru dengan sangat anggun. Meskipun kutu baru dipadukan dengan kain nusantara yang merupakan fashion zaman dahulu, namun tetap terlihat menarik untuk jadi fashion masa kini.

Kebaya kutu baru dipadukan dengan kain nusanta

Sebab sejatinya, kebaya kutu baru dan kain batik adalah sebuah budaya bangsa, yang menjadi identitas bangsa Indonesia, maka kembali mengangkat pakaian tradisional melalui acara fashion show semacam ini adalah sebuah upaya yang bagus, agar generasi muda menjadi tahu dan semakin mencintai kebudayaan di negerinya sendiri.

Menariknya, meskipun konsep fashion ini terbilang sudah lampau, namun ternyata pesonanya tidak pernah pudar, bahkan diminati juga oleh negara lain, sehingga menjadikan fashion kutu baru dan kain batik ini sudah diekspor juga ke berbagai negara luar.

Langkah Mba Wisni Indarto ini juga patut kita contoh, bukan hanya mampu melestarikan kebudayaan yang ada melalui produk fashion yang dihasilkannya, namun juga telah menunjukan semangat Kartini milenial masa kini yang pantang menyerah dalam berkarya hingga bisa go ekspor.

Kita Harus Bangga Buatan Indonesia - Doc. BNI Xpora

Dari berbagai cerita di atas, semua begitu inspiratif, terutama tentang bagaimana kisah Mba Aling dan Mba Wisni dalam mencapai sukses di bidang yang digelutinya. Semoga dari kisah para Kartini milenial go ekspor ini, kita mampu mengambil pelajaran untuk mengikuti jejak sukses yang telah mereka torehkan.  

Dan yang juga penting, kita sebagai generasi muda Indonesia, sudah selayaknya bangga dengan budaya dan karya anak bangsa, mari kita terus mendukung dan juga menggunakan produk buatan asli Indonesia, agar karya anak Indonesia tetap menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Ayo kita dukung Bangga Buatan Indonesia!


2 comments:

  1. Keren ya ada BNI Xpora ini, sangat membantu UMKM kita, khususnya Kartini Milenial makin maju dan bisa go ekspor ya.

    ReplyDelete
  2. Kini para pelaku UMKM Kartini Milenial kini makin maju usahanya ya, apalagi ada BNI Xpora yang makin memudahkan untuk go ekspor.

    ReplyDelete