Showing posts with label Flash Fiction. Show all posts
Showing posts with label Flash Fiction. Show all posts

EN,
Entah kenapa bagiku sangat sulit melupakanmu, walau aku tahu perasaanmu jelas tak lagi tertuju padaku. Tapi asaku masih saja melambung tinggi, berharap hatimu bisa berubah dan memberi celah bagiku untuk menghuni hatimu. Mungkin ini harapan yang sia-sia, dan sangat mustahil untuk kau kabulkan.

Aku tahu ini sangat tidak tahu malu, tapi menghapusmu bukanlah perkara mudah yang bisa aku hilangkan dalam sekejap saja. Aku pernah mencobanya dengan membuang semua apapun yang bisa mengingatkanku padamu, tapi itu tak bisa menghapusmu dalam ingatanku. 



Aku pernah merasakan sakitnya dikhianati,
diacuhkan oleh cinta yang kupuja,
dilupakan oleh orang yang tak bisa kulupakan.
Dibuang oleh kekasih yang begitu kusayang.


Aku pernah merasakan hancurnya hatiku berkeping-keping,
merasakan hidup tak lagi memberiku tempat,
dunia gelap segelap-gelapnya,
aku hilang arah,
aku remuk,
dadaku sesak,
dan aku menyerah,
tepatnya aku enggan untuk menghirup udara lagi.

Tak ada yang abadi,
Semuanya seperti ombak,
Datang dan pergi begitu cepat,
Tak ada yang benar-benar bermukim,
Ia hanya singgah sebelum kembali berlayar.

"Dan pada akhirnya aku tahu, air hujan lebih hangat dari pelukannya semalam" Ucapnya samar di antara bulir air matanya yang jatuh.
Aku rindu...
aku mengenang mu dalam diam...
dan ku telan dalam kedukaan yang tak terkata, biarkan saja air mata yang berbahasa, aku tak lagi mampu berdusta, aku begitu kehilangan...

Ruang yang ku jumpai menjadi hening serupa sunyi, tak ada gempita tawa mu merebak disana, diruang yang pernah kau naungi, direlung terdalam yang ku sebut hati.

Aku mencintai mu,
aku menyayangi mu,
dan aku kini teramat merindukan mu,